Sabtu, 18 April 2020

Definisi Work Engagement (skripsi dan tesis)

Istilah engagement dalam konteks peran kerja karyawan mulai dibicarakan sejak lima belas tahun yang lalu dalam berbagai literatur bisnis dan psikologi organisasi. Istilah engagement pertama kali digunakan dalam setting pekerjaan, Umumnya arti engagement mengarah pada keterlibatan, komitmen, gairah, antusias, fokus, usaha, dedikasi, dan energi (Schaufeli, 2013). Telah banyak studi yang telah dilakukan mengenai work engagement, tetapi sampai saat ini belum ada definisi yang konsisten dan universal mengenai definisi dari work engagement, termasuk juga dalam hal operasionalisasi dan pengukurannya yang masih dalam cara yang berbedabeda (Kular, Gatenby, Rees, Soane, & Truss, 2008) Kahn merupakan orang pertama yang mengemukakan konsep engagement berkaitan dengan kerja. Kahn mengenalkan konsep personal engagement yang didasarkan pada koseptualisasi job involvement, komitmen organisasi, dan motivasi intrinsik. William Khan pada tahun 1990 dalam jurnalnya yang berjudul “Psychological Conditions of Personal Engagement and Disengagement at Work” mengatakan engagement terjadi ketika individu mempekerjakan dan mengekspresikan dirinya secara fisik, kognitif, dan emosional selama melakukan kinerja. Individu akanengaged dalam pekerjaannya ketika mereka merasa berkontribusi secara positif pada sesuatu yang lebih besar dari diri mereka. Schaufeli dan Bakker (2003) menjelaskan keterikatan kerja sebagai keadaan pikiran berkaitan dengan pekerjaan yang bernilai positif. Sehingga karyawan sudah memiliki rasa keterikatan dengan pekerjaannya maka itu berkaitan dengan hasil yang diberikannya kepada perusahaan. 
Menurut May et all (2004), work engagement dalam pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan peran kerjanya, bekerja dan memaksimalkan dirinya secara fisik, kognitif dan emosional selama bekerja. Aspek kognitif mencakup keyakinan yang dimiliki oleh karyawan mengenai organisasi tersebut, para pemimpinnya dan kondisi kerja. Aspek emosional meliputi bagaimana perasaan karyawan terhadap organisasi dan pemimpinnya. Sedangkan aspek fisik meliputi energi fisik yang dikeluarkan oleh karyawan dalam melaksanakan tugas yang ia miliki di perusahaan. Keterikatan karyawan yang demikian itu sangat diperlukan untuk mendorong timbulnya semangat kerja karyawan. Kular (2008) berpendapat work engagement mengacu pada tingkat energi pekerjaan, keyakinan yang positif dan perasaan tentang organisasi, serta kondisi kerja dan nilai pekerjaan. pada karyawan yang merasa nyaman dan happy bekerja didalam perusahaan, akan memberikan pengaruh yang positif seperti kinerja yang baik dan dapat memberikan keuntungan yang berlanjut bagi perusahaan. Wellins, Bernthal, dan Phelps (2008) menggunakan istilah keterikatan karyawan (employee engagement) mengartikannya sebagai sejauh mana individu merasa memiliki nilai, kenyamanan, dan keyakinan tentang apa yang mereka kerjakan. Keterikatan karyawan dengan perusahaan dapat terlihat ketika karyawan merasa keberadaanya di pentingkan oleh perusahaan. Sehingga memberikan keyakinan pada karyawan bahwa mereka dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan sendiri.

Tidak ada komentar: