Selasa, 21 April 2020

Daya Dukung (skripsi dantesis)

Upaya dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan, lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan. Dalam pembangunan yang berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat diharapkan tidak melupakan kelestarian lingkungan. Pemanfaatan  sumber daya alam suatu pembangunan harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Secara umum daya lingkungan menurut Deputi Bidang Tata Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dalam buku Pedoman Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (2014) menjelaskan bahwa daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung aktivitas manusia, makhluk hidup lain serta terjadinya keseimbangan diantara keduanya. Lebih lanjut, Maulana ( 2009 dalam Adyanti 2010) menjelaskan bahwa daya dukung lingkungan merupakan jumlah individu maksimum yang dapat di tampung pada suatu area tanpa mempengaruhi bahkan merusak lingkungan. Dalam konteks wisata, terdapat beberapa pengertian daya dukung. World Tourism Organisation mengartikan daya dukung wisata sebagai jumlah maksimum orang yang dapat mengunjungi tujuan wisata pada saat yang sama tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan fisik, ekonomi, sosial budaya dan penurunan kualitas kepuasan pengunjung. Soemarwoto (2004) menjelaskan bahwa daya dukung dalam konteks wisata yaitu merupakan kemampuan suatu daerah untuk menerima wisatawan yang dinyatakan dalam jumlah wisatawan per satuan luas per satuan waktu (Soemarwoto, 2004). 
McNeely (1992) mengartikan daya dukung wisata sebagai tingkat pengunjung yang mamanfaatkan suatu kawasan wisata dengan perolehan tingkat kepuasan yang optimal serta dampat terhadap sumberdaya yang minimal. Kemudian Libosada (1998) mengartikan daya dukung lingkungan wisata yaitu jumlah maksimum yang dapat diakomodir pada suatu area dengan tidak mempengaruhi atau merusak lingkungan yang ada dan dapat memberikan kepuasan terhadap pengunjung. O’Reilly (1986) mempunyai dua pemikiran terhadap daya dukung, yang pertama yaitu daya dukung pariwisata adalah kemampuan daerah tujuan untuk menyerap dampak negatif dari kegiatan pariwisata yang dirasakan oleh masyarakat lokal, sedangkan yang kedua yaitu apabila daya dukung telah terlampaui dan wisatawan merasakan ketidaknyamanan yang menyebabkan wisatawan tidak tertarik lagi untuk mengunjuung tempat tersebut maka wisatawan akan mencari tempat wisata yang lain. Menurut sunaryo  (2013) mengatakan bahwa daya dukung (Carrying capasity) yaitu suatu kondisi dimana jumlah kedatangan, lama tinggal dan pola perilaku wisatawan di destinasi yang akan memberikan dampak terhadap masyrakat lokal, lingkungan, dan ekonomi masyarakat lokal masih terjaga dalam batas aman dan memungkinkan untuk keberlanjutan bagi kepentingan generasi yang akan datang. 
Lebih lanjut, sunaryo mengatakan bahwa kondisi tersebut dapat dihitung dan dianalisis berdasarkan beberapa variabel penting sebagai berikut : a) Jumlah kedatangan dan kategori wisatawan, b) Jangka waktu lama tinggal wisatawan, c) Karakter dan pola perilaku wisatawan, d) Karakter dan ketahanan lingkungan setempat, baik pada aspek fisik, biotik, dan sosial-ekonomi-budaya. Pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan wisata memerlukan konsep daya dukung sebagai pertimbangan. Daya dukung sendiri merupakan konsep dasar dalam pengelolaan sumber daya alam yang merupakan batas penggunaan suatu area yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor alami untuk daya tahan lingkungan Hendee et al., (1978). Daya dukung wisata alam merupakan konsep dasar yang dikembangkan dalam pemanfaatan jasa sumber daya alam dan lingkungan yang lestari. Lebih lanjut Hawkins et al.,(2005) menjelaskan bahwa konsep ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan sumber daya dan lingkungannya sehingga dapat dicapai pengelolaan sumber daya alam yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitif. Daya dukung lingkungan dapat menentukan kualitas kepuasan serta kenyamanan pengunjung dalam menikmati keindahan alam di area wisata yang dikunjungi. Hal ini dikarenakan daya dukung obyek wisata memiliki kaitan yang erat dengan jumlah pengunjung yang mengunjungi obyek wisata tersebut. Tentunya wisatawan butuh suasana yang tenang untuk dapat menikmati keindahan alam sehingga daya dukung yang terlampaui pada suatu obyek wisata dapat mengurangi kenyamanan dan kepuasan wisatawan akibat banyaknya wisatawan. Peniaian daya dukung yang mempertimbangkan aspek biofisik lingungan suatu wisata sangatlah penting untuk mengetahui batas ambang maksimum jumlah 14 pengunjung yang berada pada arel wisata tersebut pada satu waktu bersamaan sebagai “rambu-rambu” bagi pengelola daam mengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Mengingat Wana Wisata Pantai Tamporah yang semakin mengalami kenaikan pengunjung maka juga perlu dilakukan analisis daya dukung lingkungan. Peningkatan kunjungan wisatawan akan memberikan dampak terhadap lingkungan karena semakin banyaknya tekanan fisik terhadap daya dukungnya. Selain itu, menurut Richardson dan Fluker (2004 dalam Pitana dan Diarta 2009) mengatakan bahwa dampak terhadap lingkungan juga dipengaruhi oleh karena adanya penggunaan alat transportasi, pembangunan fasilitas wisata, tekanan terhadap sumber daya alam, perusakan habitat liar serta polusi dan pencemaran limbah lainnya. Luchman (2004) mengatakan bahwa daya dukung dapat menurun atau rusak salah satunya karena faktor internal yaitu adanya aktivitas manusia. 
Hal-hal yang mempengaruhi daya dukung menurut Mc Cool dan Lime ( 2001) dapat di kelompokkan menjadi tiga, yaitu : a. Karakteristik sumberdaya alam seperti geologi dan tanah, topografi, vegetasi, hewan, iklim, dan air. b. Karakteristik pengelolaan seperti kebijakan dan metode pengelolaan. c. Karakteristik pengunjung seperti psikologi, peralatan, perilaku sosial, dan pola penggunanaan. Daya dukung kawasan wisata dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu tujuan wisata dan faktor biofisik kawasan. Tujuan wisatawan dapat dikaitkan dengan psikologi tertentu wisatawan. Faktor psikologi disini yaitu merupakan psikologis yang dapat membuat wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Sedangkan faktor biofisik yang berpengaruh terhadap daya dukung bukan hanya faktor alamiah seperti kondisi lingkungan di area tersebut tetapi juga faktor buatan manusia seperti adanya perkampungan di dekat daerah wisata tersebut. Hal ini dapat terjadi apabila limbah wisatawan dari kegiatan wisata dapat mempengaruhi daya dukung lingkungan pariwisata (Kurniawaan, 2004). Kemudian UNEP (2003) menyebutkan bahwa faktor utama dalam memperkirakan daya dukung terdiri dari 15 faktor lingkungan, sosial, dan pengelolaan. Adapun faktor lingkungan untuk menentukan daya dukung meliputi : a. Ukuran kawasan dan ruang yang dimanfaatkan. b. Lingkungan yang rapuh, tidak semua kawasan memiliki lingkungan yang kuat untuk menerima aktivitas manusia. c. Daya dukung dipengaruhi oleh jumlah, keanekaragaman dan distribusi satwa liar dan beberapa spesies tertarik pada kawasan yang memiliki iklim dan basah sehingga spesies akan terkonsentrasi. d. Topografi dan tutupan vegetasi. e. Tingkah laku spesies satwa tertentu yang merasa terganggu terhadap aktivitas wisatawan. Daya dukung pada dasarnya tidaklah selalu konstan. Artinya, daya dukung dapat ditingkatkan dengan penambahan atraksi dan fasilitas pendukung pada zona yang telah ditetapkan.

Tidak ada komentar: