Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan mendorong peningkatan
permintaan lahan untuk berbagai kebutuhan, seperti pertanian, industri, jasa dan
kegiatan lainnya. Oleh karena itu persediaan lahan (supply) tidak berubah dalam suatu
wilayah, maka perubahan permintaan menggeser peranan sektor pertanian ke sektor
industri dan jasa. Dalam keadaan demikian lahan pertanian akan mendapat tekanan
permintaan untuk penggunaan kepentingan kegiatan di luar pertanian.
Anwar (1993), mengemukakan konversi lahan sawah menjadi bentuk penggunaan
lainnya tidak terlepas dari situasi ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi menyebabkan beberapa sektor ekonomi tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan
sektor tersebut akan membutuhkan lahan yang lebih luas. Apabila lahan saah letaknya
dekat sumber pertumbuhan ekonomi maka akan menggeser penggunaannya ke bentuk
lain seperti perumahan, pabrik dan jalan. Hal ini terjadi karena land rent persatuan luas
yang diperoleh dari aktivitas baru lebih tinggi daripada yang dihasilkan sawah.
Permasalahan yang timbul akibat pergeseran penggunaan lahan sawah ke bentuk
penggunaan nonpertanian akan dapat menurunkan produksi pertanian. Pada giliran
berikutnya hal ini dapat menurunkan tingkat konsumsi pangan, dan dampaknya yang
lebih luas yaitu kerawanan pangan, perubahan sosial yang merugikan, menurunnya
kualitas lingkungan hidup terutama menyangkut sumbanngan fungsi lahan sawah pada
konservasi tanah dan air untuk menjamin kehidupan masyarakat pada masa depan.
Dampak kemajuan ekonomi dari wilayah yang banyak mengalami konversi lahan
adalah membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan dan upah masyarakat
pedesaan. Namun bagi petani yang lahannya telah terjual karena pengalihan fungsi
lahan, mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan baru
permintaan lahan untuk berbagai kebutuhan, seperti pertanian, industri, jasa dan
kegiatan lainnya. Oleh karena itu persediaan lahan (supply) tidak berubah dalam suatu
wilayah, maka perubahan permintaan menggeser peranan sektor pertanian ke sektor
industri dan jasa. Dalam keadaan demikian lahan pertanian akan mendapat tekanan
permintaan untuk penggunaan kepentingan kegiatan di luar pertanian.
Anwar (1993), mengemukakan konversi lahan sawah menjadi bentuk penggunaan
lainnya tidak terlepas dari situasi ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi menyebabkan beberapa sektor ekonomi tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan
sektor tersebut akan membutuhkan lahan yang lebih luas. Apabila lahan saah letaknya
dekat sumber pertumbuhan ekonomi maka akan menggeser penggunaannya ke bentuk
lain seperti perumahan, pabrik dan jalan. Hal ini terjadi karena land rent persatuan luas
yang diperoleh dari aktivitas baru lebih tinggi daripada yang dihasilkan sawah.
Permasalahan yang timbul akibat pergeseran penggunaan lahan sawah ke bentuk
penggunaan nonpertanian akan dapat menurunkan produksi pertanian. Pada giliran
berikutnya hal ini dapat menurunkan tingkat konsumsi pangan, dan dampaknya yang
lebih luas yaitu kerawanan pangan, perubahan sosial yang merugikan, menurunnya
kualitas lingkungan hidup terutama menyangkut sumbanngan fungsi lahan sawah pada
konservasi tanah dan air untuk menjamin kehidupan masyarakat pada masa depan.
Dampak kemajuan ekonomi dari wilayah yang banyak mengalami konversi lahan
adalah membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan dan upah masyarakat
pedesaan. Namun bagi petani yang lahannya telah terjual karena pengalihan fungsi
lahan, mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar