Selasa, 03 Maret 2020

Validitas (skripsi dan tesis)

 Berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran  tersebut. Valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu atau tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2010). Analisis validitas berfokus pada usaha mengidentifikasikan dan meminimalkan dampak aneka variabel yang menyebabkan perbedaan dalam skor murni (Friedenberg dalam Supratiknya, 2014). Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat, tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Dalam konteks ini pengukuran yang valid adalah pengukuran dari alat ukur yang dibuat dengan metode yang benar dan implementasi pengukuran yang benar pula. Jika implementasi pengukuran benar, tetapi alat ukur tidak benar, maka hasil pengukuran juga tidak benar dan akan menghasilkan kesalahan pengukuran yang disebut measurement bias (measurement error), dan begitu pula sebaliknya (Murti, 2011). 
Tujuan analisis validitas adalah menentukan sejauh mana skor murni ditentukan oleh sifat atau kemampuan atau atribut yang relevan dengan tujuan tes (Supratiknya, 2014; Ancok, 1995). Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Alat ukur yang valid memiliki varians error yang kecil karena error pengukurannya kecil sehingga angka yang dihasilkan dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau angka yang mendekati keadaan sebenarnya. Secara empirik, validitas dinyatakan dalam suatu koefisien 24 yaitu koefisien validitas. Validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan dengan distribusi skor suatu kriteria yang relevan. Koefisien validitas hanya mempunyai makna apabila mempunyai harga positif. Semakin tinggi koefisien validitas mendekati angka 1,0 maka semakin valid hasil ukurnya (Azwar, 2010).

Tidak ada komentar: