David Chaney (dalam Aresa, 2012: 24) mengklasifikasikan gaya hidup
berdasarkan kebutuhan seseorang dalam memenuhi keinginan dan rutinitasnya,
yaitu :
a) Industri Gaya Hidup
“Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah sebuah ungkapan yang mungkin
cocok untuk menggambarkan kegandrungan manusia modern akan gaya
karena gaya hidup sebagai penunjuk penampilan diri mengalami
estetisisasi dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya industri gaya
hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.
b) Iklan Gaya Hidup
Di dalam era globalisasi informasi saat ini, yang berperan besar dalam
membentuk gaya hidup adalah budaya citra dan budaya cita rasa. Iklan
dapat dapat mempresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara
halus arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga
secara perlahan namun pasti akan mempengaruhi pilihan cita rasa yang
akan dipilih.
c) Public Relation dan Jurnalisme Gaya Hidup
Dalam hal ini celebrity endorser turut membantu dalam pembentukan
identitas dari para konsumen. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi
suatu sandaran “aksesoris fashion”.
d) Gaya Hidup Mandiri
Kemandirian adalah kemampuan hidup untuk tidak bergantung secara
mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk
mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Dengan
gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi mengajarkan
manusia karena manusia akan bebas untuk menetukan pilihannya sendiri
secara bertanggung jawab, serta dapat memunculkan inovasi-inovasi yang
kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.
e) Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang akitivitasnya hanya
untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak bermain, lebih
menyukai keramaian kota, senang membeli barang mahal, dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian (Boedeker, Arnold dan Reynold, dan Sproles dan
Kendal dalam Arifianti dkk, 2010: 85).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar