Averill (Diba, 2014: 319) mengungkapkan beberapa aspek yang terdapat dalam
kontrol diri seseorang, yaitu:
a. Kontrol Perilaku
Merupakan sikap yang menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan
dengan objek sikap yang dihadapinya (Azwar, 2013 : 27). Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhi perilaku. Sementara Diba (2014 : 319) menyatakan kontrol
perilaku sebagai kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara
langsung mempengaruhi keadaan yang tidak menyenangkan dan langsung
mengantisipasinya. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa
36
lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk
melakukan yang bersangkutan, yang mana kontrol perilaku ini sangat
penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam
kondisi yang lemah (Azwar, 2013 : 13). Kemampuan ini diperinci lebih
lanjut ke dalam dua komponen, yakni kemampuan mengontrol
pelaksanaan yang ditunjukkan dengan kemampuan individu untuk
menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya
sendiri atau sesuatu di luar dirinya. Dan kedua adalah kemampuan
mengontrol stimulus yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk
mengetahui bagaimana dan kapan stimulus yang tidak dikehendaki
dihadapi. Stimulus adalah hal-hal yang merangsang terjadinya kegiatan
pembelajaran, seperti pikiran, perasaan dll yang dapat ditangkap melalui
alat indera.
b. Kontrol Kognitif
Yaitu kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak
diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan
suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis
atau untuk mengurangi tekanan. Secara sederhananya, kontrol kognitif ini
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap,
yakni kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap (Azwar, 2013 : 24).
Komponen kognitif mengacu
pada kesadaran responden dan pengetahuannya terhadap beberapa obyek
atau fenomena yang terkadang disebut juga dengan komponen keyakinan,
yang diekspresikan seperti: “saya mempercayai produk A mempunyai .... ”
37
atau “saya tahu bahwa produk B akan ... “. Komponen kognitif penting
bagi berbagai kebutuhan informasi. Banyak situasi keputusan
membutuhkan informasi yang menyangkut kesadaran/pengetahuan pasar
tentang ciri-ciri produk, kampanye periklanan, penetapan harga,
ketersediaan produk, dan lain sebagainya. Kemampuan ini diperinci lebih
lanjut ke dalam dua komponen, yaitu kemampuan memperoleh informasi,
dan kemampuan melakukan penilaian. Kemampuan memperoleh
informasi ini dengan informasi yang dimiliki, individu dapat
mengantisipasi keadaan dengan berbagai pertimbangan secara objektif.
Sedangkan kemampuan melakukan penilaian ditunjukkan dengan
melakukan penilaian dimana individu berusaha menilai dan menafsirkan
suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif
secara objektif.
c. Kontrol Keputusan
Yaitu kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan
berdasarkan pada sesuatu yang diyakininya atau disetujuinya.
Ghufron dan Rini (Heni, 2011: 5) mengungkapkan 2 faktor yang mempengaruhi
kontrol diri, yaitu:
1. Faktor Internal
Salah satu faktor yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia. Semakin
bertambah usia seseorang, maka semakin baik kemampuan mengontrol diri
seseorang itu.
2. Faktor Eksternal
Salah satu faktor yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah keluarga.
Lingkungan keluarga dapat menentukan bagaimana kemampuan mengontrol
diri seseorang. Bila lingkungan keluarganya menerapkan disiplin yang
konsisten kepada anaknya, maka konsisten ini akan diinternalisasi oleh anak
dan kemudian akan menjadi kontrol diri baginya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar