Pada penelitian observasional peneliti melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap satu
atau lebih variabel subyek penelitian. Penelitian ini memiliki kapasitas asosiasi yang hanya
sampai pada tingkatan dugaan atau dugaan kuat dengan landasan teori atau telaah logis. Pada
studi observasioanl asosiasi sebab-akibat lebih lemah dibandingkan dengan studi
eksperimental. Penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu penelitian deskriptif dan penelitian
analitik.
1. Penelitian Deskriptif
Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan deskripsi mengenai fenomena yang
ditemukan, dan tidak menganalisis mengenai mengapa fenomena tersebut terjadi. Pada studi
ini tidak diperlukan rumusan hipotesis sehingga terhadap data yang dikumpulkan tidak
dilakukan uji hipotesis/ uji statistika. Contohnya antara lain : insidensi, prevalensi, survey,
gambaran klinis. Data pada penelitian deskriptif dapat digunakan untuk penelitian analitik
pada tahapan berikutnya.
2. Penelitian Analitik
Peneltian ini memiliki tujuan utama mencari hubungan antara variabel satu dengan yang
lain. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, sehingga pada
penelitian ini selalu diperlukan hipotesis. Hubungan antar variabel dapat dilakukan dengan
berbagai jenis uji hipotesis (uji statistika). Laporan penelitian analitik selalu diawali dengan
deskripsi subyek penelitian terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis.
Penelitian analitik obserbvasional umumnya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : cross-sectional,
case-cotrol, dan cohort. Akhir-akhir ini meta-analysis, suatu desain khusus yang
menghubungkan banyak studi, digolongkan dalam studi observasional analitik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar