Kalau pada penelitian kohor dan kasus
kelola ada pendekatan periode waktu tertentu (period time approach) baik secara
prospektif (ke depan) maupun retrospektif
(ke belakang), pada penelitian cross-sectional
waktunya hanya pada saat observasi saja
(point time approach). Oleh karenanya, metode ini sering pula disebut sebagai penelitian
prevalensi atau kadang-kadang disebut sebagai
survai. Disebut sebagai penelitian prevalensi
karena hasil penelitian hanya dapat menghitung angka prevalensi yaitu angka yang
menggambarkan banyaknya kasus (baru dan
lama) pada periode tertentu saja.
Penelitian ini yang merupakan penelitian
yang paling lemah diantara penelitian
epidemiologik lainnya, dapat dipakai sebagai
tahap pertama dalam penelitian kohor atau
dapat pula digunakan untuk rnencari
kelompok kasus dan kelompok kontrol dalam
penelitian kasus kelola. Akan tetapi, biasanya
penelitian inilah yang paling sering dilakukan,
umpamanya dalam Survai Kesehatan Rumah
Tangga dan Survai Demografi Kesehatan
Indonesia. Dari survai-survei tersebut, dapat
diketahui umpamanya data tekanan darah ibu
hamil, proporsi akseptor KB dan prevalensi
penyakit kencing manis.
Keunggulan metode penelitian ini antara
lain mudah dilaksanakan, relatif murah,
menghasilkan angka prevalensi dan dapat
mengamati banyak variabel. Sedangkan
keterbatasannya tidak dapat meneliti kondisi atau kasus penyakit yang sedikit (rare)
banyak "bias" yang timbul, kurang baik
untuk meramalkan kecenderungan, memerlukan sampel besar, kurang akurat untuk
menggambarkan suatu penyakit dan faktor
risiko serta tidak dapat menghitung angka
insidensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar