Jumat, 14 Februari 2020

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup (skripsi dan tesis)

Kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan dengan pasti, hanya oran tersebut yang dapat mendefinisikannya, karena kualitas merupakan sesuatu yang bersifat subyektif Nurchayati, Sofia (2010). Menurut Yuliaw (2009) dalam Agustiawan dan Siregar (2013) kualitas hidup di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
 1. Usia 
Usia menentukan kerentanan individu terhadap penyakit. Pada umumnya kualitas hidup cenderung menurun dengan meningkatnya umur. Pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis yang berusia lebih muda akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan pasien yan berusia tua karena kondisi fisik pasien yang lebih baik. Penderita yang dalam usia produktif merasa terpacu untuk sembuh karena memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi sementara pasien yang lebih tua cenderung menyerahkan keputusan kepada keluara atau anak-anaknya, selain itu kebanyakan pasien yang berusia lanjut memiliki motivasi yang rendah dalam menjalani hemodialisis. Usia juga berkaitan dengan prognosa penyakit dan harapan hidup pasien yang berusia diatas 55 tahun memiliki risiko tinggi terjadinya komplikasi yang memperberat fungsi ginjal dibandingkan paien yan berusia dibawah 40 tahun 37 Indonesiannursing, (2008) dan Siregra, (2013). 
Menurut Harlock, (1998), usia dibagi menjadi 3 yaitu:
 a. Masa dewasa awal yaitu 18-40 tahun 
Masa dewasa awal secara biologis merupakan masa puncak pertumbuhan fisik yang prima dan usia tersebut dari populasi manusia secara keseluruhan. Pada masa dewasa awal ini perkembangan fisik mengalami degradasi sedikit demi seikit mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Sedangkan secara segi emosional, dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung kekuatan fisik yang prima. 
b. Masa dewasa madya, yaitu 40-60 tahun 
Masa usia dewasa madya diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan pikologis. Pada tahap dewasa madya aspek fisik seseorang mulai melemah, terasuk fungsi alat indra ( terutama indera pendengaran dan penglihatan) serta mengalami penyakit tertentu yang sebelumnya belum pernah dialami. Akibat perubahan fisik yang semakin melemah, akan berpengaruh terhadap peran dan fungsinya di masyarakat menyebabkan menurunnya interaksi. Secara kognitif usia dewasa madya mengalami penurunan kemampuan mengingat, berfikir, dan mekanisme yang memerlukan kecepatan dan keakuratan. 
c. Masa dewasa lanjut yaitu 60 tahun ke atas 38 
pada tahap ini ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan pikis seseorang (meliputi pendengaran, penglihatan, daya ingat, pola pikir serta interaksi sosial). Selain itu, pada tahap ini terjadi penurunan pertumbuhan dan reproduksi sel menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel yang rusak sehingga menyebabkan proses penyembuhan terhadap suatu penyakit akan berjalan lebih lama. Secara kognitif, kecepatan memperoleh informasi mengalami penurunan serta ketidakmampuan mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
 2. Jenis kelamin 
Satvik et al (2008) dalam Nurchayati, Sofia (2010) menyatakan bahwa secara nyata perempuan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, sedangkan Bakewell et al dalam Farida (2010) mengungkapkan perempuan mudah dipengaruhi oleh depresi karena berbagai alasan yang terjadi dalam kehidupannya, seperti mengalami sakit yang mengarah pada kekurangan kesempatan dalam semua aspek kehidupannya. 
3. Pendidikan 
Penderita yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu, pengetahuan atau kognitif merupakan  domain yang penting untuk terbentuknya tindakan, prilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan (Notoadmojo, 2005). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka ia akan cenderung berprilaku poitif karena pendidikan yang diperoleh dapat meletakkan dasardasar pengertian dalam diri seseorang.
 4. Pekerjaan 
Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit. Hal ini disebabkan sebagian hidup digunakan untuk bekerja dengan berbagai urusan lingkungan yang berbeda (Budiarto dan Anggraini, 2002).. 
5. Ekonomi 
Sekarang yang mempunyai status sosial yang berkecukupan akan mampu menyediakan fasilitas yang ddiperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, individu yang status sosial ekonominya rendah akan mengalami kesulitan didalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Sunaryo, 2004).
 6. Lamanya menjalani terapi
 Pasien yang telah lama menjalani terapi hemodialisis maka akan semakin patuh dalam menjalani terapi karena pasien telah sapai paa taap enerima keadaanya. Selain itu mereka telah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang penyakit an pentingnya menjalani terapi hemodialisis. 
 7. Penatalaksanaan medis 
Penatalaksanaan medis pada pasien hemodialisis meliputi terapi diet baik makanan maupun cairan serta medikasi. Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani terapi hemodialisis terkait efek uremia. Pembatasan asupan makanan dapat berupa pembatasan asupan nutrium, protein, kalium dan karbohidrat. Program retrikasi cairan bertujuan untuk meminimalkan risiko kelebihan cairan. Peberian medikasi pada pasien dengan hemodialisis harus dipertimbangkan dengan cermat dan dosis pemberian obat harus diturunkan aar karbohidrat ala arah dan jaringan tidak menjadi racun
. 8. Dukungan keluarga 
Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepuasan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari termasuk kepuasan terhadap status kesehatannya. Memberikan perawatan kesehatan kepada keluarga merupakan hal yang paling dalam membantu mencapai suatu keadaan sehat hingga tingkat yang optimum. Moran, dkk (1997) dalam Nurchayati, Sofia (2010) menyatakan dukungan keluarga berpengaruh penting dalam pelaksanaan pengobatan berbagai penyakit kronis. Pada paien penyakit gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis, dukungan keluarga sangat berperan dalam meninkatkan kesehatan yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. 
9. Kesehatan fisik 
 Kesehatan fisik mempunyai beberapa dampak terhadap kualita hidup seseorang. Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas tertentu dapat menjadi faktor mengikat atau menurunya kualitas hidup (Son at al, dalam Mailani, Fitri, 2015) 
10. Kesehatan psikologis
 Depresi dan kecemasan merupakan gangguan psikologis yang paling sering dialami yang seseorang yang disebabkan karena gejala uremia, seperti kelelahan, gangguan tiur, menurunnya nafsu makan dan gangguan kognitif (Son, ae al, 2012 dalam Mailani, Fitri, 2015). 

Tidak ada komentar: