Menurut Glock & Stark (dalam Ancok & Suroso, 2011) dimensi-dimensi
religiusitas terdiri dari lima macam, yaitu: a. Dimensi Keyakinan (Religious Belief/ The Ideological Dimensions)
Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran
ajaran-ajaran tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat
kepercayaan dimana para penganut diharapkan diharapkan akan taat.
Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak
hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi
dalam agama yang sama.
b. Dimensi Ritualistik (Religious Practice/ The Ritualistic Dimensions)
Dimensi ritualistik mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan halhal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama
yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting
yaitu ritual dan ketaatan.
c. Dimensi Pengalaman atau Eksperiensial (Religious e. Feeling/ The
Experiential Dimensions)
Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika
dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu
akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan
terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan
kekuatas supernatural). Seperti yang telah dikemukakan bahwa dimensi ini
berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsipersepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat
komunikasi walaupun kecil dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan
Tuhan, kenyataan terakhir, dengan otoritas transendental.
d. Dimensi Pengetahuan (Religious Knowledge/ The Intellectual Dimensions)
Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang
beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai
dasar-dasar keyakinan, tata cara dalam upacara keagamaan, kitab suci dan
tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan saling berkaitan satu
sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi
penerimanya. Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat
pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada
keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benarbenar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar
pengetahuan yang amat sedikit.
e. Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi (Religious Effect/ The
Consequential Dimensions)
Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan
keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke
hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya
seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, tidak
sepenuhnya hanya sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama
merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari
agama.
Menurut Ancok dan Suroso (2011) dengan mengacu pada dimensi
religiusitas dari Glock dan Stark, religiusitas Islam meliputi lima dimensi,
yaitu:
a. Dimensi keyakinan atau akidah Islam
Dimensi ini menunjukkan seberapa jauh tingkat keyakinan seorang
muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya, terutama terhadap
ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Di dalam isi dimensi
akidah menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi atau
Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar.
b. Dimensi peribadatan atau syari’ah (ibadah)
Dimensi ini menunjukkan sejauh mana seorang muslim dalam
menjalankan kewajibannya untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual
sebagaimana yang dianjurkan oleh agamanya. Di dalam dimensi
peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, membaca AlQur’an, berdoa, zikir, haji, ibadah kurban, iktikaf, dan sebagainya.
c. Dimensi pengamalan (akhlak)
Dimensi ini menunjuk seberapa tingkatan seorang muslim berperilaku
dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi
dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Di dalam dimensi ini
meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, berderma, menegakkan
keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, tidak mencuri,
mematuhi norma-norma agama dalam berperilaku seksual, berjuang untuk
hidup sukses dalam beragama, dan sebagainya. d. Dimensi penghayatan atau pengalaman (ihsan)
Dimensi ini menunjukkan seberapa jauh tingkat seorang muslim
dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalamanpengalaman religius. Di dalam keberislaman dimensi ini terwujud dalam
perasaan dekat atau akrab dengan Allah, perasaan cinta pada Allah, perasaan
doa-doa yang sering terkabul, perasaan tenteram bahagia, perasaan
tawakkal, perasaan khusuk ketika beribadah, dan sebagainya.
e. Dimensi pengetahuan atau ilmu
Dimensi ini menunjukkan seberapa tingkat pengetahuan dan
pemahaman seorang muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama
mengenai ajaran-ajaran pokok dari agamanya, sebagaimana termuat dalam
kitab sucinya. Di dalam dimensi ini meliputi pengetahuan tentang isi AlQur’an, pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun Islam dan
rukum iman), hukum dalam Islam, sejarah tentang Islam, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar