Jumat, 24 Januari 2020

Aspek-aspek Makna Hidup (skripsi dan tesis)


 Menurut Frankl (2003) menyatakan kebermaknaan hidup dalam diri seseorang memiliki tiga konsep dasar, yaitu :
 a. Kebebasan Berkehendak (The Freedom Of Will)
Setiap manusia memiliki kemampuan dan kebebasan untuk mengubah keadaan serta kondisi kehidupannnya dengan tujuan meraih kehidupan yang lebih berkualitas. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan tanpa melupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Kebebasan manusia bukanlah kebebasan untuk kondisi-kondisi biologis, psikologis, dan sosiolkultural tetapi lebih kepada kebebasan untuk mengambil sikap atas kondisi-kondisi tersebut. Manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang dianggap penting dalam hidupnya.
b. Kehendak Hidup Bermakna (The Meaning Of Life)
Tidak dapat dipungkiri setiap individu pasti menginginkan dirinya menjadi seseorang yang bermakna. Menurut logoterapi, kesenangan adalah efek dari  pemenuhan makna itu, sedangkan kekuasaan merupakan prasayarat bagi pemenuhan makna itu. Setiap individu menginginkan dirinya untuk dihargai oleh orang lain sehingga membuat dirinya menjadi bermakna dan tidak dianggap sebelah mata oleh orang lain.
c. Makna Hidup ( The Meaning Of Life)
 Makna hidup adalah hal yang dianggap penting dan berharga dalam diri setiap individu karena makna hidup memberikan nilai khusus pada diri seseorang. ketika individu merasakan hidupnya sudah bermakna maka akan menciptakan perasaan yang bahagia dan terpenuhi kebutuhannya untuk dimaknai sebagai seorang individu. Apabila kebermaknaan dalam hidup dapat dipenuhi dalam diri individu maka akan menciptakan perasaan yang berguna, penting, berharga, dan berarti bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya maupun terhadap dirinya sendiri.
Antonovsky (Leat, 1999) mengembangkan Sense of Coherence (SOC) sebagai alat pengukuran kebermaknaan hidup pada seseorang. SOC terdiri dari tiga aspek, diantaranya :
a. Komprehensibilitas (comprehensibility)
Komprehensibilitas adalah individu mampu memahami secara utuh mengenai seseorang, yaitu secara sederhana dapat diartikan sebagai tingkat persepsi individu terhadap aspek-aspek dalam hidup yang menjadi perhatiannya dengan menghayati secara menyeluruh aspek tersebut. Kemampuan memahami secara luas dan tidak terbagi-bagi mengenai individu lainnya.
b. Kemampuan mengendalikan (manageability)
Kemampuan mengendalikan merupakan individu memiliki kemampuan untuk menangani tantangan-tantangan dari lingkungan baik itu internal maupun  eksternal berdasarkan keyakinan yang dimilikinya terhadap kemampuan dirinya yang ia miliki.
 c. Kebermaknaan (meaningfulness)
Kebermaknaan adalah motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam kehidupannya. Individu yang memiliki motivasi yang rendah maka juga akan merasakan tidak bermakna dan begitu pula sebaliknya individu yang memilik makna hidup yang rendah tidak akan termotivasi untuk mencari sumber-sumber makna hidup atau tidak akan terus mencoba untuk memahami situasi yang sedang dihadapi.
Schultz (1991) menyimpulkan bahwa individu yang menemukan makna dalam hidupnya memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Bebas memilih langkah tindakan sendiri
b. Bertanggung jawab sebagai pribadi terhadap perilaku hidup dan sikapnya terhadap nasib.
c. Tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri.
d. Telah menemukan arti dalam kehidupan yang sesuai dengan dir
i e. Mampu mengungkapan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman, dan nila-inilai sikap.
 f. Telah mengatasi perhatian terhadap diri.
Chusairi (1996) mengidentifikasi enam komponen yang menentukan keberhasilan seseorang mengubah orientasi makna hidupnya, yaitu :
 a. Pemahaman diri (self insight)
b. Makna hidup (the meaning of life)
 c. Pengubahan sikap (changing attitude)
 d. Keikatan diri (self commitment)
e. Kegiatan terarah (directed activity)
 f. Dukungan sosial (social support)

Tidak ada komentar: