Kecemasan akademik merupakan jenis kecemasan yang berkaitan dengan bahaya yang akan datang dari lingkungan lembaga akademik termasuk pengajar dan mata pelajaran ataupun mata kuliah tertentu. Hal tersebut merupakan perasaan mental gelisah atau distress sebagai reaksi terhadap situasi di lembaga akademik yang dianggap negatif (Attri dan Neelam, 2013). Sedangkan Ottens (1991) menjelaskan bahwa istilah kecemasan akademik mengacu pada terganggunya pola pemikiran, respon fisiologis dan perilaku, karena perasaan khawatir pada buruknya kinerja pada saat tugas akademik diberikan.
Ottens (1991) berpendapat bahwa ada empat karakteristik yang ada pada kecemasan akademik, meliputi:
a. Pola kecemaan yang menimbulkan aktivitas mental (pattern of anxiety-engendering mental activity). Individu menunjukkan pemikiran, persepsi dan pandangan yang mengarah pada kesulitan akademik yang dihadapi. Ada tiga hal penting dalam pola kecemasan yang menyebabkan aktivitas mental, yaitu:
1) Rasa khawatir. Perasaan tidak aman dan mencemaskan segala sesuatu yang mereka lakukan menjadi salah.
2) Dialog diri (self-dialogue) yang maladaptif. Berbentuk kritikan keras terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri dan self-talk yang menimbulkan perasaan cemas yang berkontribusi pada kepercayaan diri yang rendah dan penyelesaian masalah yang tidak teratur.
3) Pengertian dan keyakinan yang salah. Mahasiswa memiliki keyakinan yang salah tentang isu-isu bagaimana menetapkan nilai dalam diri, cara terbaik untuk memotivasi diri sendiri, dan bagaimana cara mengatasi kecemasan dan kesalahan dalam isu-isu inilah yang memicu adanya kecemasan akademik.
b. Perhatian ke arah yang salah (misdirecxted attention).
Tugas akademik seperti membaca buku, ujian, dan mengerjakan tugas membutuhkan konsentrasi penuh. Seseorang yang cemas secara akademik membiarkan perhatian
mereka menurun. Terdapat 2 indikator, yaitu:
1) Pengganggu Internal. Perhatian menurun akibat gangguan-gangguan dari dalam diri
seperti kekhawatiran, melamun dan reaksi fisik.
2) Pengganggu eksternal. Perhatian menurun akibat gangguan-gangguan dari luar diri
seperti perilaku orang lain, suara jam, suara-suara bising, dan lain-lain.
c. Distress secara fisik (physiological distress)
Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh yang dihubungkan dengan kecemasan seperti otot menjadi kaku, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, dan tangan gemetar.
Aspek-aspek emosional dan fisik dari kecemasan dapat sangat mengganggu jika diinterpretasikan sebagai hal yang berbahaya atau menjadi fokus perhatian yang penting selama manjalankan tugas akademik.
d. Perilaku yang kurang tepat (inappropriate behaviours).
Kecemasan akademik pada mahasiswa terjadi karena ingin memilih cara yang tepat
dalam menghadapi kesulitan. Perilaku tersebut mengarah pada situasi akademik yang
tidak tepat, indikatornya yaitu:
1) Menunda (prokrastinasi). Adalah hal yang umum dijumpai, seperti menghindar
dari pelaksanaan tugas.
2) Kecermatan yang berlebihan. Kecemasan akademik juga tampak pada saat
menjawab soal-soal secara terburu-buru atau terlalu teliti dalam ujian untuk
menghindari kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar