Jumat, 22 November 2019

Karakteristik qona’ah (skripsi dan tesis)


Menurut Hamka (2005) Qona’ah ialah menerima dengan cukup dan mengandung 5 hal yaitu :
a. Menerima dengan rela apa yang ada.
Bagi orang yang memiliki sifat Qona’ah, (Hamka, 2005) ia akan selalu berada dalam bimbingan Allah, redha menerima apa yang tertentu dalam zal atau apa yang sudah ditakdirkan untuknya. Meskipun susah atau senang, miskin atau kaya, semua hanya pada hukum orang luar. Sebab dia sendiri adalah dalam nikmat, dalam kekayaan, dalam perbendaharaan yang tiada ternilai harganya, pada lahirnya azab, pada batinnya rahmat. Jika dia ditimpa susah, dia senang sebab dapat mengingat kelemahan dirinya dan kekuatan Tuhannya, jika dia dihujani rahmat, dia senang pula, sebab dapat bersyukur. Manusia hendaknya ridha terhadap apa yang dianugerahkan kepadanya dalam hal yang tidak dapat ia rubah. Hendaknya ia tidak berangan-angan memperoleh sesuatu yang tidak mudah didapat, selalu melihat apa yang diberikan kepada orang lain yang belum ia dapat, seperti angan-angannya orang yang sudah tua untuk dapat kembali kuat seperti anak muda, atau orang yang pendek bercermin pada orang yang tinggi dengan penuh kesedihan dan penyesalan (Basya, 2007).
 b. Memohonkan kepada Tuhan tambahan yang pantas, dan berusaha.
 Qona’ah juga berkaitan dengan usaha atau ikhtiar, menurut Hamka (2005) selama masih hidup, orang wajib bekerja dan berusaha, “bekerja bukan lantaran meminta tambahan yang telah ada dan tak merasa cukup pada apa yang dalam tangan, tetapi bekerja karena orang hidup mesti bekerja”. Dengan demikian jelaslah salah perasangka orang yang selama ini mengatakan bahwa Qona’ah itu melemahkan hati, memalaskan fikiran, dan mengajak berpangku tangan. Tetapi Qona’ah adalah modal yang paling teguh untuk menghadapi kehidupan, menimbulkan kesungguhan hidup yang betul-betul dalam mencari rezeki. Karena manusia dikirim ke dunia buat bekerja, tetapi tenangkan hati, yakinlah bahwa di dalam pekerjaan iu ada kalah dan menang (Hamka, 2005).
 c. Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan.
 Qona’ah juga mengaharuskan adanya sifat sabar terhadap apa yang diperoleh jika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sikap ini juga akan menghindarkan orang dari perasaan cemas, ragu, penyusah, putus-asa, dan lekas marah.
d. Bertawakkal kepada Tuhan.
 Tawakal adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah Swt. Tawakkal merupakan perbuatan lahir dan batin untuk menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan usaha kepada Allah swt serta berserah diri sepenuhnya untuk mendapat manfaat atau menolak madharat (Supriyanto, 2010). Dengan demikian tawakal merupakan implikasi langsung dari iman seseorang sebab iman tidak saja berarti percaya akan adanya Allah, tetapi lebih bermakna mempercayai atau menaruh kepercayaan kepada Tuhan yang Esa, Allah Swt dan menafikan segala sesuatu selain-Nya yang bisa dianggap sekutu.
e. Tidak tertarik oleh tipu-daya dunia
. Di dalam Qona’ah juga adanya tuntutan untuk bersikap zuhud, yaitu perasaan tidak tertarik oleh tipu daya dunia. Menurut Harun Nasution (dalam Nata, 2010) zuhud artinya keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Zuhud termasuk salah satu ajaran agama yang sangat penting dalam rangka mengendalikan diri dari pengaruh kehidupan dunia. Orang yang zuhud lebih menngutamakan atau mengeja kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal dan abadi, dari pada mengejar kehidupan dunia yang fana dan sepintas lalu

Tidak ada komentar: