Remaja putri yang melakukan hubungaan seksual pranikah tentunya memiliki penilaian yang berbeda dengan remaja putri yang belum pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Karena bagaimanapun di Indonesia yang menganut adat ketimuran masih menganggap bahwa berhubungan seks sebelum menikah adalah suatu yang dilarang. Dan berdampak buruk pula pada penilaian masyarakat terhadap remaja putri yang melakukannya. Dampak dari hubungan seksual pranikah yang berhubungan dengan harga diri ditandai oleh perasaan ragu terhadap dirinya, merasa bersalah, kotor, rasa takut tidak diterima, serta penghinaan dari masyarakat (Brock dalam Sari, 2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2008) juga menyebutkan bahwa remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah memiliki harga diri yang rendah, seperti merasa dirinya tidak berharga dan kotor. Adanya hasil penelitian sebelumnya, membuat peneliti ingin mengatahui lebih mendalam aspek-aspek yang masih belum diungkap dari harga diri remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah di Pekanbaru. Melihat seberapa mampu remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah menerima dirinya, dampak-dampak yang muncul, bagaimana menyikapi reaksi dari lingkungannya?. Melihat bagaimana penialain terhadap dirinya dan bagaimana makna harga diri remaja putri tersebut. Peneliti akan membuktikannya menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang diharapkan mampu memberikan gambaran terhadap hal tersebut dengan lebih jelas melalui wawancara yang mendalam.
Sabtu, 23 November 2019
Hubungan Harga Diri Terhadap Perilaku Seksual Pra Nikah Pada Remaja (skripsi dan tesis)
Dalam sebuah teori yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) harga diri merupakan evaluasi yang di buat oleh individu dan biasanya mempertahankan segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Dari konsep tersebut Coopersmith menjelaskan bahwa harga diri mengekspresikan setuju atau tidak setuju dan menunjukkan sikap kepercayaan individu terhadap dirinya untuk menjadi mampu, penting, berhasil dan berharga. Jadi, harga diri adalah personal judgment (penilaian pribadi) mengenai perasaan pantas yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Felker (dalam Kamila, 2013) mengemukakan bahwa komponen harga diri terdiri dari: perasaan diterima (Felling Of Belonging) yaitu perasaan individu bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dan dirinya diterima seperti dihargai oleh anggota kelompoknya. Kelompok ini dapat berupa keluarga kelompok teman sebaya, atau kelompok apapun. kelompok tertentu. Selanjutnya perasaan mampu (Felling Of Competence ) yaitu perasaan dan keyakinan individu akan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri dalam mencapai suatu hasil yang diharapkan, misalnya perasaan seseorang pada saat mengalami keberhasilan atau kegagalan. Dan terakhir berupa perasaan berharga ( Felling Of Worth ) yaitu perasaan dimana individu merasa dirinya berharga atau tidak, dimana perasaan ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu. Perasaan yang dimiliki individu yang sering kali ditampilkan dan berasal dari pernyataan-pernyataan yang sifatnya pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain sebagainya.
Remaja putri yang melakukan hubungaan seksual pranikah tentunya memiliki penilaian yang berbeda dengan remaja putri yang belum pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Karena bagaimanapun di Indonesia yang menganut adat ketimuran masih menganggap bahwa berhubungan seks sebelum menikah adalah suatu yang dilarang. Dan berdampak buruk pula pada penilaian masyarakat terhadap remaja putri yang melakukannya. Dampak dari hubungan seksual pranikah yang berhubungan dengan harga diri ditandai oleh perasaan ragu terhadap dirinya, merasa bersalah, kotor, rasa takut tidak diterima, serta penghinaan dari masyarakat (Brock dalam Sari, 2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2008) juga menyebutkan bahwa remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah memiliki harga diri yang rendah, seperti merasa dirinya tidak berharga dan kotor. Adanya hasil penelitian sebelumnya, membuat peneliti ingin mengatahui lebih mendalam aspek-aspek yang masih belum diungkap dari harga diri remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah di Pekanbaru. Melihat seberapa mampu remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah menerima dirinya, dampak-dampak yang muncul, bagaimana menyikapi reaksi dari lingkungannya?. Melihat bagaimana penialain terhadap dirinya dan bagaimana makna harga diri remaja putri tersebut. Peneliti akan membuktikannya menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang diharapkan mampu memberikan gambaran terhadap hal tersebut dengan lebih jelas melalui wawancara yang mendalam.
Remaja putri yang melakukan hubungaan seksual pranikah tentunya memiliki penilaian yang berbeda dengan remaja putri yang belum pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Karena bagaimanapun di Indonesia yang menganut adat ketimuran masih menganggap bahwa berhubungan seks sebelum menikah adalah suatu yang dilarang. Dan berdampak buruk pula pada penilaian masyarakat terhadap remaja putri yang melakukannya. Dampak dari hubungan seksual pranikah yang berhubungan dengan harga diri ditandai oleh perasaan ragu terhadap dirinya, merasa bersalah, kotor, rasa takut tidak diterima, serta penghinaan dari masyarakat (Brock dalam Sari, 2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2008) juga menyebutkan bahwa remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah memiliki harga diri yang rendah, seperti merasa dirinya tidak berharga dan kotor. Adanya hasil penelitian sebelumnya, membuat peneliti ingin mengatahui lebih mendalam aspek-aspek yang masih belum diungkap dari harga diri remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah di Pekanbaru. Melihat seberapa mampu remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah menerima dirinya, dampak-dampak yang muncul, bagaimana menyikapi reaksi dari lingkungannya?. Melihat bagaimana penialain terhadap dirinya dan bagaimana makna harga diri remaja putri tersebut. Peneliti akan membuktikannya menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang diharapkan mampu memberikan gambaran terhadap hal tersebut dengan lebih jelas melalui wawancara yang mendalam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar