Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak. Masa remaja dimana kebanyakan orang mulai tertarik dengan lawan jenis, menghabiskan waktu bersama-sama teman, mencoba hal yang baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dan peristiwa-peristiwa “ bersejarah” dalam hidupnya. Paterson (dalam Sari, 2008), menyebutkan bahwa remaja adalah masa yang menarik karena terjadi banyak perubahan yang dramatis selama rentang waktu kehidupan seseorang. Dalam masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang besar dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan indentitas diri, salah satunya yang dihadapi adalah harga diri ( Self Esteem ) seseorang remaja (Steinberg, 1999). Seperti yang diketahui bahwa pengertian harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif. Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang diperolehnya. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya. Individu yang memiliki harga diri positif akan menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya (Santrock, 2007).
Hubungan seksual pranikah berkaitan erat dengan harga diri. Menurut Tambunan (2001) harga diri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat positif atau negatif. Keputusan untuk melakukan hubungan seks tersebut memiliki konsekuensi yang berat, terutama untuk remaja wanita. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa remaja perempuan memiliki harga diri yang lebih rendah dibandingkan remaja laki-laki, dan rendahnya harga diri ini berkaitan dengan rendahnya penyesuain yang sehat (Raty dalam Santrock, 2007). Steinberg (dalam Sari, 2008)) juga mengatakan bahwa harga diri merupakan konstruk yang penting dalam kehidupan sehari-hari juga berperan serta dalam menentukan tingkah laku seseorang. Dalam hal ini remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah akan menimbulkan perilaku yang berdampak pada harga dirinya. Menurut Brock (dalam Sari, 2008) dampak dari hubungan seksual pranikah yang berkaitan dengan harga diri di tandai oleh perasaan ragu terhadap dirinya, tidak percaya diri, merasa bersalah, kotor, rasa takut tidak diterima, serta penghinaan terhadap masyarakat. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah akan menilai dirinya negatif. Dengan ditandai adanya perasaan ragu terhadap dirinya, tidak percaya diri, merasa bersalah, kotor, dan merasa takut tidak diterima
Hubungan seksual pranikah berkaitan erat dengan harga diri. Menurut Tambunan (2001) harga diri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat positif atau negatif. Keputusan untuk melakukan hubungan seks tersebut memiliki konsekuensi yang berat, terutama untuk remaja wanita. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa remaja perempuan memiliki harga diri yang lebih rendah dibandingkan remaja laki-laki, dan rendahnya harga diri ini berkaitan dengan rendahnya penyesuain yang sehat (Raty dalam Santrock, 2007). Steinberg (dalam Sari, 2008)) juga mengatakan bahwa harga diri merupakan konstruk yang penting dalam kehidupan sehari-hari juga berperan serta dalam menentukan tingkah laku seseorang. Dalam hal ini remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah akan menimbulkan perilaku yang berdampak pada harga dirinya. Menurut Brock (dalam Sari, 2008) dampak dari hubungan seksual pranikah yang berkaitan dengan harga diri di tandai oleh perasaan ragu terhadap dirinya, tidak percaya diri, merasa bersalah, kotor, rasa takut tidak diterima, serta penghinaan terhadap masyarakat. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja putri yang melakukan hubungan seksual pranikah akan menilai dirinya negatif. Dengan ditandai adanya perasaan ragu terhadap dirinya, tidak percaya diri, merasa bersalah, kotor, dan merasa takut tidak diterima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar