Berdasarkan penjelasan Matthews (dalam Turnip dkk, 2011), munculnya psychological distress dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor Intrapersonal: Faktor intrapersonal yang berpengaruh adalah trait kepribadian, khususnya neuroticism dan ekstraversi.
b. Faktor Situasional:
Faktor-faktor situasional menghasilkan pengaruh yang bervariasi pada setiap individu, diantaranya: (a) faktor fisiologis, yang difokuskan pada mekanisme otak yang menghasilkan sekaligus mengatur dampak negatif. Bukti adanya pengaruh biologis pada distress ditunjukkan dari hasil studi mengenai kerusakan otak dan pengaruhnya terhadap respons distress;
(b) faktor kognitif, yang menekankan bahwa dampak suatu stressor dipengaruhi oleh keyakinan dan ekspektasi orang yang bersangkutan,
(c) faktor sosial, yang memfokuskan pada kaitan antara dukungan dan hubungan sosial dengan distress.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa psychological distress terjadi karena beberapa faktor meliputi faktor individual dan faktor situasional. Pada penelitian ini peneliti menggunakan strategi coping sebagai salah satu faktor psychological distress karena strategi coping merupakan salah satu bagian dari faktor situasional dan faktor situasional mencakup faktor fisiologis, kognitif dan sosial. Strategi coping merupakan cakupan dari faktor kognitif karena pada dasarnya coping menggambarkan proses aktivitas kognitif yang disertai dengan aktivitas perilaku (Folkman & Lazarus dalam Rahmatika, 2014). Kemudian pengelolaan distress biasanya berhubungan dengan strategi coping. Koping membantu individu menghilangkan, mengurangi, mengatur atau mengelola stres yang dialaminya. Koping dipandang sebagai faktor penyeimbang usaha individu untuk mempertahankan penyesuaian dirinya selama menghadapi situasi yang dapat menimbulkan stres (Billing & Moos dalam Kholidah & Alsa, 2012)
a. Faktor Intrapersonal: Faktor intrapersonal yang berpengaruh adalah trait kepribadian, khususnya neuroticism dan ekstraversi.
b. Faktor Situasional:
Faktor-faktor situasional menghasilkan pengaruh yang bervariasi pada setiap individu, diantaranya: (a) faktor fisiologis, yang difokuskan pada mekanisme otak yang menghasilkan sekaligus mengatur dampak negatif. Bukti adanya pengaruh biologis pada distress ditunjukkan dari hasil studi mengenai kerusakan otak dan pengaruhnya terhadap respons distress;
(b) faktor kognitif, yang menekankan bahwa dampak suatu stressor dipengaruhi oleh keyakinan dan ekspektasi orang yang bersangkutan,
(c) faktor sosial, yang memfokuskan pada kaitan antara dukungan dan hubungan sosial dengan distress.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa psychological distress terjadi karena beberapa faktor meliputi faktor individual dan faktor situasional. Pada penelitian ini peneliti menggunakan strategi coping sebagai salah satu faktor psychological distress karena strategi coping merupakan salah satu bagian dari faktor situasional dan faktor situasional mencakup faktor fisiologis, kognitif dan sosial. Strategi coping merupakan cakupan dari faktor kognitif karena pada dasarnya coping menggambarkan proses aktivitas kognitif yang disertai dengan aktivitas perilaku (Folkman & Lazarus dalam Rahmatika, 2014). Kemudian pengelolaan distress biasanya berhubungan dengan strategi coping. Koping membantu individu menghilangkan, mengurangi, mengatur atau mengelola stres yang dialaminya. Koping dipandang sebagai faktor penyeimbang usaha individu untuk mempertahankan penyesuaian dirinya selama menghadapi situasi yang dapat menimbulkan stres (Billing & Moos dalam Kholidah & Alsa, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar