Struktur kepemilikan adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak investor, baik individual maupun institusional, baik yang berada didalam maupun diluar perusahaan. Struktur kepemilikan sangat erat kaitannya dengan kinerja perusahaan dan penerapan corporate governance. Menurut Wicaksono (2000) yang dikutip oleh Utama (2003), mengemukakan bahwa keberhasilan atas penerapan corporate governance tidak terlepas dari adanya struktur kepemilikan perusahaan. Struktur kepemilikan tercermin baik melalui instrumen saham maupun instrumen hutang sehingga melalui struktur tersebut dapat ditelaah kemungkinan bentuk masalah keagenan yang akan terjadi. Sementara kinerja perusahaan ini tergantung seberapa besar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pendanaannya dengan adanya struktur kepemilikan saham. Pendanaan internal perusahaan dapat dengan penjualan saham atau melalui laba di tahan, sedangkan pendanaan eksternal dilakukan melalui jasa intermediasi seperti bank.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, salah satu kebijakan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan perusahaan adalah dengan menjual atau menerbitkan saham. Semakin banyak saham dijual maka semakin banyak pula saham beredar di masyarakat dan saham dapat dimiliki oleh siapa saja yang membeli saham tersebut. Oleh karena itu, sebuah perusahaan dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, keluarga, masyarakat luas (publik), pemerintah, maupun orang dalam perusahaan tersebut (manajerial) baik didalam maupun diluar negara perusahaan yang bersangkutan.
Apabila struktur kepemilikan perusahaan dapat diterapkan dengan baik, besar kemungkinan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat. Dengan kinerja perusahaan yang meningkat maka tingkat pengembalian yang diharapkan para investor pun akan terealisasi, karena keberadaan kepemilikan saham di perusahaan dapat mendorong pengawasan terhadap kinerja manajemen lebih optimal. Pada penelitian ini, struktur kepemilikan yang akan diteliti pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian adalah proporsi kepemilikan saham asing dan proporsi kepemilikan saham domestik di Indonesia.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, salah satu kebijakan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan perusahaan adalah dengan menjual atau menerbitkan saham. Semakin banyak saham dijual maka semakin banyak pula saham beredar di masyarakat dan saham dapat dimiliki oleh siapa saja yang membeli saham tersebut. Oleh karena itu, sebuah perusahaan dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, keluarga, masyarakat luas (publik), pemerintah, maupun orang dalam perusahaan tersebut (manajerial) baik didalam maupun diluar negara perusahaan yang bersangkutan.
Apabila struktur kepemilikan perusahaan dapat diterapkan dengan baik, besar kemungkinan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat. Dengan kinerja perusahaan yang meningkat maka tingkat pengembalian yang diharapkan para investor pun akan terealisasi, karena keberadaan kepemilikan saham di perusahaan dapat mendorong pengawasan terhadap kinerja manajemen lebih optimal. Pada penelitian ini, struktur kepemilikan yang akan diteliti pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian adalah proporsi kepemilikan saham asing dan proporsi kepemilikan saham domestik di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar