Selasa, 22 Oktober 2019
Pengaruh Harga Diri Terhadap Perilaku Prososial (skripsi dan tesis)
Menurut Sarwono (2010), harga diri yang dimiliki oleh individu akan mempengaruhi tingkat afeksi, perilaku kompensasi dan koping. Individu dengan harga diri tinggi biasanya akan mempunyai reaksi emosi dan mood yang positif terhadap pengalaman yang diterima; jika mengalami pengalaman buruk akan melakukan strategi perbaikan diri, sedangkan pada individu dengan harga diri rendah akan cenderung menolak pengalaman yang bersifat negatif. Terkait dengan perilaku karyawan dalam perusahaan maka karyawan yang memiliki harga diri tinggi (positif) diharapkan dapat meningkatkan perilaku prososialnya. Harga diri adalah salah satu alasan utama mengapa seseorang melakukan perilaku prososial. Harga diri berkaitan dengan cara penting bagaimana memposisikan dirinya dengan orang lain dalam kehidupan mereka sehari-hari (Michener & Delamater, 1999). Artinya mereka yang nilai dirinya positif cenderung untuk bahagia, sehat, berhasil, dan dapat menyesuaikan diri sehingga mempunyai kecenderungan untuk melakukan perilaku prososial. Sebaliknya orang yang menilai dirinya negatif secara relatif tidak sehat, cemas, tertekan dan pesimis tentang masa depannya dan mudah atau cenderung gagal mempunyai kecenderungan sulit melakukan perilaku prososial. Staub (Lestari, 2003) mengemukakan bahwa seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan perilaku prososial umumnya memiliki karakteristik kepribadian yaitu : harga diri yang tinggi, rendahnya kebutuhan akan persetujuan orang lain, tanggung jawab yang tinggi, memiliki kontrol diri yang baik, dan tingkat moral yang seimbang. Hal ini berarti bahwa harga diri yang tinggi mempunyai pengaruh yang besar bagi terciptanya perilaku prososial.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar