Burnout memiliki 5 dimensi utama yaitu (Maslach, et al. 2001 dalam Putra dan Mulyadi, 2013) :
a) Kelelahan fisik, ditandai dengan ciri-ciri sakit kepala, merasa mual, susah tidur, berkurangnya nafsu makan, dan individu merasakan adanya anggota badan yang sakit;
b) Kelelahan emosional, ciri-cirinya adalah depresi, merasa terbelenggu dalam pekerjaannya, tidak bisa mengendalikan emosi, dan mudah tersinggung;
c) Kelelahan mental, ditandai dengan sikap sinis terhadap orang lain, berperilaku negatif, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, maupun organisasi;
d) Rendahnya penghargaan terhadap diri, ditandai dengan ciri-ciri individu yang tidak pernah merasa puas dengan pekerjaan mereka dan merasa tidak pernah melakukan hal yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
e) Depersonalisasi, ditandai dengan menjauhnya sesorang dari lingkungan sosial, bersikap apatis, dan tidak peduli dengan lingkungan bahkan orang-orang di sekitarnya. Kelima dimensi inilah yang diperlakukan sebagai aspek-aspek untuk menyusun angket dalam mengungkap burnout.
Sedangkan (Bria, et. al., 2014) mengukur burnout menggunakan struktur dimensi yang paling universal yaitu Maslach Burnout InventoryGeneral Survey (MBI-GS). MBI-GS dikembangkan oleh Maslach berdasarkan tiga dimensi yaitu:
a) kelelahan, kelelahan yang bisa mencakup secara emosi, mental maupun fisik tapi tidak membuat referensi langsung ke orang lain sebagai sumber kelelahan seseorang.
b) Sinisme yang mencerminkan ketidakpedulian atau sikap yang jauh terhadap pekerjaan secara umum, belum tentu terhadap orang lain.
c) Rendahnya penghargaan diri sendiri, memiliki fokus yang lebih luas dibandingkan dengan skala MBI asli yang sesuai, meliputi aspek baik sosial dan non-sosial prestasi kerja.
a) Kelelahan fisik, ditandai dengan ciri-ciri sakit kepala, merasa mual, susah tidur, berkurangnya nafsu makan, dan individu merasakan adanya anggota badan yang sakit;
b) Kelelahan emosional, ciri-cirinya adalah depresi, merasa terbelenggu dalam pekerjaannya, tidak bisa mengendalikan emosi, dan mudah tersinggung;
c) Kelelahan mental, ditandai dengan sikap sinis terhadap orang lain, berperilaku negatif, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, maupun organisasi;
d) Rendahnya penghargaan terhadap diri, ditandai dengan ciri-ciri individu yang tidak pernah merasa puas dengan pekerjaan mereka dan merasa tidak pernah melakukan hal yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
e) Depersonalisasi, ditandai dengan menjauhnya sesorang dari lingkungan sosial, bersikap apatis, dan tidak peduli dengan lingkungan bahkan orang-orang di sekitarnya. Kelima dimensi inilah yang diperlakukan sebagai aspek-aspek untuk menyusun angket dalam mengungkap burnout.
Sedangkan (Bria, et. al., 2014) mengukur burnout menggunakan struktur dimensi yang paling universal yaitu Maslach Burnout InventoryGeneral Survey (MBI-GS). MBI-GS dikembangkan oleh Maslach berdasarkan tiga dimensi yaitu:
a) kelelahan, kelelahan yang bisa mencakup secara emosi, mental maupun fisik tapi tidak membuat referensi langsung ke orang lain sebagai sumber kelelahan seseorang.
b) Sinisme yang mencerminkan ketidakpedulian atau sikap yang jauh terhadap pekerjaan secara umum, belum tentu terhadap orang lain.
c) Rendahnya penghargaan diri sendiri, memiliki fokus yang lebih luas dibandingkan dengan skala MBI asli yang sesuai, meliputi aspek baik sosial dan non-sosial prestasi kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar