Minggu, 15 September 2019

Teori Kepuasan Kerja (skripsi dan tesis)

Teori tentang kepuasan kerja yang cukup dikenal menurut Rivai (2004)
adalah :
1. Teori ketidaksesuaian (Discrepancy theory)
Teori ini mengukur kepuasan kerja sesorang dengan menghitung selisih
antara sesuatu yang seharusnya dengan yang dirasakan. Sehingga apabila
kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang akan
menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi merupakan
discrepancy yang positif.
2. Teori keadilan (Equity theory)
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,
tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (Equity) dalam suatu situasi,
khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam teori
keadilan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan. Input adalah
faktor bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung pekerjaannya,
seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan
atau perlengkapan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Hasilnya adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan
yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti upah/gaji, keuntungan
sampingan, simbol, status, penghargaan dan kesempatan untuk berhasil
atau aktualisasi diri.
3. Teori dua faktor (Two factor theori)
Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan
hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu
bukan suatu variabel yang kontinyu. Teori ini merumuskan karakteristik
pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satisfies (motivator) dan
dissatisfies. Satisfies ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan
sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari pekerjaan : pekerjaan
yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi,
kesempatan memperoleh penghargaan dan promosi. Dissatisfies (hygiene
faktor) adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yang
terdiri dari : gaji/upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja
dan status.

Tidak ada komentar: