Menurut Wellek Warren (1995: 90), istilah psikologi sastra memiliki
empat kemungkinan pengertian, yaitu; (1) studi psikologi pengarang sebagai tipe
atau sebagai pribadi, (2) studi proses kreatif, (3) studi tipe dan hukum-hukum
psikologi yang diterapkan pada karya sastra, (4) mempelajari dampak sastra pada
pembaca (psikologi pembaca).
Tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi
dengan sastra, yaitu (1) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis,
(2) memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya sastra, (3)
memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca (Ratna, 2004: 343). Dalam penelitian ini,
12
cara yang digunakan untuk menghubungkan psikologi dan sastra adalah memahami
unsur-unsur kejiwaan tokoh fiksional dalam karya sastra.
Dengan demikian, antara psikologi dan karya sastra memiliki hubungan
fungsional yaitu sama-sama berguna sebagai sarana mempelajari aspek kejiwaan
manusia. Bedanya, gejala kejiwaan yang ada dalam karya sastra adalah gejala
kejiwaan manusia yang imajiner, sedangkan dalam psikologi adalah manusia riil.
Meskipun sifat-sifat manusia dalam karya sastra bersifat imajiner tetapi di dalam
menggambarkan karakter dan jiwanya, pengarang menjadikan manusia yang hidup
di alam nyata sebagai model di dalam penciptaanya. Oleh karena itu, dalam sastra
ilmu psikologi digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk meneladani atau
mengkaji tokoh-tokohnya. Maka, dalam menganalisis tokoh dalam karya sastra dan
perwatakannya seorang pengkaji sastra harus berdasarkan pada teori dan hukumhukum psikologi yang menjelaskan perilaku dan karakter manusia.
Kamis, 05 September 2019
Psikologi dan Sastra (skripsi dan tesis)
Ditinjau dengan ilmu bahasa, kata “psikologi” berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri atas dua kata yaitu psyches dan logos. Kata psyches berarti jiwa atau roh
dan kata logos berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Ilmu psikologi menurut Hardjana (1985: 66) juga dimanfaatkan untuk nmengamati tingkah laku tokoh dalam sebuah
novel atau karya sastra. Jika tingkah laku tokoh sesuai dengan apa yang diketahui
tentang aspek kejiwaan manusia, penggunaan teori psikologi dapat dikatakan
berhasil.
Secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek
kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra (Ratna, 2004: 342). Selain itu,
pendekatan psikologi sastra adalah pendekatan yang memandang karya sastra
sebagai aktifitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa dan karsanya
dalam menciptakan karya sastra. Disamping itu, ia juga menangkap gejala jiwa
tersebut yang kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan teks
kejiwaannya. Pengalaman sendiri dan pengalaman jiwa pengarangnya akan
terproyeksi menjadi satu rangkaian teks sastra secara imajiner (Wellek Warren,
1989: 108).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar