Bahasa inilah yang kemudian dianalisis sehingga menghasilkan dalam
menganalisis terhadap karya sastra (Endraswara 2008:3). Bahasa dalam sastra
adalah simbol psikologis. Bahasa sastra adalah bingkisan makna psikis yang dalam.
Maka, perlu memahami bahasa estetis menggunakan psikoanalisis. Teori Freud
dimanfaatkan untuk menggungkapkan berbagai gejala psikologis di balik gejala
bahasa. Unsur-unsur yang disajikan dalam bahasa adalah bagaimana tokoh-tokoh,
gaya bahasa, latar dan lain-lain yang memiliki kataksadaran bahasa dan memiliki arti
yang khas. Bagi Freud, asas psikologi adalah alam bawah sadar.
Teori psikologi yang sering digunakan dalam melaksanakan penelitian karya
sastra adalah psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis
adalah disiplin ilmu yang dimulai sejak tahun 1990-an oleh Sigmund Freud. Teori
psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan perkembangan mental manusia. Ilmu
ini merupakan bagian dari lmu psikologi yang memberikan kontribusi besar dan
dibuat untuk psikologi manusia selama ini. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki
tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (concious), bawah sadar (perconcious), dan
tidak sadar (unconcious). Alam sadar adalah apa yang anda sadari pada saat itu,
penginderaan langsung, ingatan, persepsi, pemikiran, partisipasi, perasaan yang anda
miliki. Terkait erat dengan alam sadar ini, apa yang dinamakan Freud dengan alam
bawah sadar yaitu apa yang kita sebut saat ini dengan “kenangan yang sudah
tersedia” (available memory), yaitu segala sesuatu yang dengan mudah dapat
dipanggil ke dalam alam bawah sadar, kenangan-kenangan yang walaupun tidak anda
ingat waktu berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil lagi.
Adapun bagian terbesar adalah alam tidak sadar (unconscious mind). Bagian ini mencakup segala
sesuatu yang tidak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan
tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita
tidak menyadari proses mental yang ada di balik perilaku tersebut.
Konsep Freud naluri atau insting adalah representasi psikologi bawahan dari
eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang diakibatkan munculnya
suatu kebutuhan tubuh (Koeswara,1991:36). Naluri akan menghimpun sejumlah
energi psikis apabila suatu kebutuhan muncul dan pada gilirannya naluri ini akan
menekan atau mendorong individu untuk bertindak kearah pemuasan kebutuhan yang
bisa mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh tekanan energi psikis itu.
Freud membagi naluri menji dua macam yakni naluri kematian dan naluri
kehidupan. Naluri kematian adalah naluri yang ditujukan untuk merusak atau
mengahancurkan apa yanng telah ada. Naluri kehidupan adalah naluri yang ditujukan
pada pemeliharaan ego dan pemeliharaan kelangsungan jenis. Dengan kata lain
naluri kehidupan ditujukan kepada pemeliharaan kehidupan manusia (Koeswara
1991:39). Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran
yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari
lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian
tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting
bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Freud membagi
struktur kepribadian menjadi tiga sistem antara lain id, ego,dan super ego.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar