Tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam karya-karya sastra menampilkan
berbagai watak dan perilaku yang berkaitan dengan kejiwaan dan pengalaman
psikologis atau konflik-konflik yang dialami para tokoh. Tingkah laku tokoh
sebenarnya berhubungan erat dengan kajian ilmu psikologi. Sebuah novel adalah
cerita tentang tokoh manusia dalam konflik.
Konflik adalah sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan atau
dialami oleh tokoh-tokoh cerita, yang jika tokoh-tokoh itu mempunyai kebebasan
untuk memilih, ia (mereka) tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya
menurut Meredith dan Fitzgerald (dalam Nurgiyantoro, 2007: 122). Menurut
Nurgiyantoro (2007: 122) konflik menyaran pada konotasi yang negatif, sesuatu yang
tidak menyenangkan.
Nurgiyantoro (2007: 179) menyatakan bahwa tokoh penyebab
konflik disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis tersebut beroposisi dengan tokoh
protagonis, secara langsung atau tidak langsung, bersifat fisik maupun batin. Karyakarya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya
sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif, dapat menampilkan
berbagai problem psikologis (Minderop 2010:55). Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka dapat dapat dianalisis konflik batin atau konflik psikis.
Keterkaitan perwatakan dengan konflik, perwatakan tokoh yang dimiliki seorang
tokoh sangat mempengaruhi terjadinya konflik.
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa hubungan antar tokoh yang
memiliki perbedaan watak, sikap, kepentingan, cita-cita dan harapan menjadi
penyebab terjadinya konflik dalam cerita. Hubungan perwatakan dan konflik dalam
sebuah cerita imajinatif dipengaruhi oleh sikap atau tingkah laku tokoh yang selalu
berhubungan antara tokoh satu dengan lainnya yang akhirnya dapat mengakibatkan
konflik. Konflik yang terjadi dalam diri tokoh tersebut diantaranya dapat berupa
konflik psikis atau kejiwaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar