Tokoh cerita menurut Abrams via Nurgiyantoro (2000 : 165-166) adalah orangorang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan apa yang disebutkan dalam tindakan.
Berdasarkan wataknya dikenal tokoh sederhana dan kompleks (Sayuti, 2000).
Tokoh sederhana adalah tokoh yang kurang mewakili keutuhan personalitas
manusia dan hanya ditonjolkan satu sisi karakternya saja. Sementara tokoh kompleks, sebaliknya lebih menggambarkan keutuhan personalitas manusia, yang
memiliki sisi baik dan buruk secara dinamis.
Sayuti (2000: 74) meninjau dari keterlibatannya dalam keseluruhan cerita,
tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sentral atau tokoh utama dan
tokoh periferal atau tokoh tambahan. Biasanya tokoh sentral merupakan tokoh
yang mengambil bagian terbesar dalam peristiwa dalam cerita. Peristiwa itu
menyebabkan terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh dan perubahan
pandangan kita sebagai pembaca terhadap tokoh tersebut.
Tokoh sentral karya
fiksi dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu (1) tokoh itu yang paling terlibat
dengan tema, (2) tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain,
(3) tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan.
Tokoh cerita dilengkapi dengan karakteristik dan watak tertentu. Watak
adalah kualitas tokoh yang meliputi kualitas nalar dan jiwa yang membedakannya
dengan tokoh cerita lain. Perbedaan watak dan kejiwaan setiap para tokoh itulah
yang menyebabkan pertentangan atau benturan keinginan yang menyebabkan
terjadinya konflik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar