Tokoh antagonis tersebut berposisi
dengan tokoh protagonis secara langsung dan tidak langsung, bersifat fisik
maupun batin. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa hubungan antar tokoh yang memiliki perbedaan watak, sikap, kepentingan, cita-cita, dan harapan
menjadi penyebab terjadinya konflik dalam cerita.
Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita, sebagaimana telah dikemukakan, dapat
berupa fisik maupun batin. Peristiwa fisik melibatkan aktifitas fisik, ada interaksi
antara seorang tokoh cerita dengan sesuatu yang diluar dirinya. Peristiwa batin
adalah sesuatu yang terjadi dalam batin, hati, seseorang tokoh. Kedua bentuk
peristiwa tersebut saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu dengan
yang lain. Bentuk konflik, sebagai bentuk kejadian, dapat pula dibedakan ke
dalam dua kategori, yaitu konflik fisik dan konflik batin, konflik eksternal dan
konflik internal (Stanton, 1965: 16). Konflik dapat terjadi dikarenakan faktorfaktor tertentu baik dari dunia luar maupun dari dirinya sendiri yang digolongkan
menjadi konflik eksternal yaitu dari dunia luar dan konflik internal yang terjadi
dalam jiwa seorang tokoh.
Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan
sesuatu yang diluar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam mungkin
lingkungan manusia. Dengan demikian, konflik eksternal dapat dibedakan
kedalam dua kategori, yaitu konflik fisik dan konflik sosial (Jones, 1968: 30).
Konflik sosial adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial
antarmanusia. Konflik yang disebabkan oleh kontak sosial, seperti peperangan,
penindasan, percekcokan, dan lain-lain.
Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh
cerita. Konflik tersebut merupakan konflik yang terjadi dan berasal dari dalam
tokoh itu sendiri. Perwujudan dari konflik internal itu antara lain dapat berupa
20
pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, dan pilihan yang berbeda, harapanharapan, dan masalah-masalah yang dialami oleh tokoh dan merupakan
permasalahan intern seorang manusia.
Kamis, 05 September 2019
Konflik (skripsi dan tesis)
Konflik yang notabene adalah adalah kejadian yang tergolong penting
merupakan unsur yang esensial dalam perkembangan plot. Kemampuan
pengarang untuk memilih dan membangun konflik melalui berbagai peristiwa
(baik aksi maupun kejadian) akan sangat menentukan kadar kemenarikan, kadar
superse, cerita yang dihasilkan (Nurgiyantoro:2000:122). Peritiwa-peristiwa seru yang saling berkaitan satu sama lain dan menyebabkan munculnya konflik-konflik
yang kompleks, biasanya disenangi pembaca.
Menurut Wallek dan Warren (1995:285) konflik adalah sesuatu yang
dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Konflik, dengan demikian, dalam
pandangan kehidupan yang normal, wajar, faktual, artinya bukan dalam cerita,
menyarankan pada konotasi yang negatif, sesuatu yang tak menyenangkan, itulah
sebabnya orang lebih suka menghindari konflik dan menghendaki kehidupan yang
tenang.
Peristiwa dan konflik biasanya berhubungan erat, dapat saling menyebabkan
terjadinya satu sama lain, bahkan konflikpun hakikatnya merupakan peristiwa.
Ada peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan terjadinya konflik. Sebaliknya,
karena terjadinya konflik, peristiwa-peristiwa lainnya dapat bermunculan sebagai
akibatnya. Peristiwa dalam sebuah cerita, dapat berupa peristiwa fisik maupun
batin (Nurgiyantoro:2000:123). Peristiwa fisik melibatkan aktifitas fisik, ada
interaksi antar tokoh cerita dengan suatu diluar dirinya, misalnya dengan
lingkungannya. Sedangkan peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam
batin, hati seorang tokoh. Kedua peristiwa itu saling berkaitan.
Nurgiyantoro (2000:10) menyatakan bahwa tokoh yang menjadi penyebab
konflik tersebut disebut tokoh antagonis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar