Konflik merupakan kejadian yang tergolong penting dan merupakan unsur yang
esensial dalam pengembangan plot. Kemampuan pengarang untuk memilih dan
membangun konflik melalui berbagai peristiwa (baik aksi maupun kejadian) akan
sangat menentukan kadar kemenarikan, kadar suspense, cerita yang dihasilkan.
Misalnya, peristiwa-peristiwa manusiawi yang seru, sensasional, saling berkaitan satu
dengan yang lain dan menyebabkan munculnya konflik yang kompleks, biasanya
cenderung disenangi pembaca. Bahkan sebenarnya, yang menyita perhatian pembaca
sewaktu membaca karya naratif adalah pada peristiwa-peristiwa konflik, konfik yang
semakin memuncak, klimaks dan kemudian penyelesaian. Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua
kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek dan
Warren, 1989:285). Dengan demikian, konflik dalam pandangan kehidupan yang
normal artinya bukan dalam cerita, mengarah pada konotasi yang negatif, sesuatu
yang tidak menyenangkan. Itulah sebabnya orang lebih suka memilih menghindari
konflik dan menghendaki kehidupan yang tenang.
Namun tidak demikian halnya untuk cerita yang di teks naratifkan. Peristiwa
dalam cerita (plot) jika memunculkan konflik, masalah yang sensasional, bersifat
dramatik, akan menarik untuk diceritakan. Jika hal itu tidak dapat ditemui dalam
kehidupan nyata pengarang sengaja menciptakan konflik secara imajinatif dalam
karyanya.peristiwa dan konflik berkaitan erat, dapat saling menyebabkan terjadinya
satu dengan yang lain, bahkan konflik pada hakikatnya merupakan peristiwa. Ada
peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan terjadinya konflik. Sebaliknya, karena
terjadinya konflik peristiwa-peritiwa pun dapat bermunculan.
Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1965: 16) mengemukakan bahwa bentuk
peristiwa dalam cerita dapat berupa fisik ataupun batin. Peristiwa fisik melibatkan
aktifitas fisik, ada interaksi antara seorang tokoh cerita dengan sesuatu diluar dirinya.
Peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam batin. Peristiwa tersebut saling
berkaitan, saling berhubungan satu dengan yang lain.
Bentuk konflik sebagai bentuk
kejadian dapat pula dibedakan kedalam dua kategori : konflik fisik dan konflik batin,
konflik eksternal (external conflict) dan konflik internal (internal conflict). Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan
sesuatu di luar dirinya dengan demikian konflik eksternal dapat dibedakan ke dalam
dua kategori yaitu konflik fisik dan konflik sosial (Jones dalam Nurgiyantoro,
1968:30). Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara
tokoh dengan lingkungan alam. Sedangkan, konflik sosial adalah konflik yang
disebabkan oleh adanya kontak sosial antar manusia.
Konflik internal (konflik kejiwaan) adalah konflik yang terjadi dalam hati,
jiwa seorang tokoh cerita. Maka, ia merupakan konflik yang dialamai manusia
dengan dirinya sendiri misalnya, hal itu terjadi akibat adanya pertentangan antara dua
keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan dan sebagainya.
Pada hakikatnya kedua konflik tersebut saling berkaitan dan dapat pula
dialami seorang tokoh cerita secara bersamaan walaupun tingkat intensitasnya
berbeda. Tingkat kompleksitas konflik yang ditampilkan dalam sebuah karya fiksi
sangat menentukan kualitas intensitas dan kemenarikan karya itu. Bahkan, dapat
dikatakan bahwa menulis cerita sebenarnya tidak lain adalah membangun dan
mengembangkan koflik. Konflik tersebut dapat ditemukan, dimajinasikan dan
dikembangkan berdasarkan konflik yang ditemui pengarang di dalam dunia nyata.
Dengan demikian, dalam penelitian ini lebih mengkhususkan konflik internal
(konflik kejiwaan) yakni konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita.
Pengarang menghadirkan konflik dalam karyanya sama halnya dengan konflik yang
dialami manusia dalam kehidupan nyata. Misalnya konflik dengan dirinya sendiri,
hal itu terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan dan sebagainya maupun konflik antar tokoh yang
mempengaruhi kejiwaan tokoh. Maka, konflik yang akan diteliti dalam hal ini adalah
konflik psikis (kejiwaan) tokoh dalam cerita dengan menggunakan teori psikoanalisis
Sigmund Freud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar