Konflik adalah suatu yang dramatik mengacu pada dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan adanya aksi dan aksi balas (Wellek and Warren, 1993:25). Konflik dibagi atas dua
bagian, yaitu eksternal- internal.
1) Konflik Eksternal atau Konflik Fisik
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan tersebut di antaranya adalah menyangkut fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciriciri individual dalam interkasi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
antaranggotanya atau dengan kelompok lain. Konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik ini dapat timbul karena minat yang
berlawanan, tidak ada keuletan, tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri, serta
tidak adanya semangat hidup.
2) Konflik Internal atau Konflik Batin
Salah satu kondisi psikologis yang akan dibahas adalah konflik batin. Hardjana (1994:23)
mengemukakan bahwa konflik terjadi manakala hubungan antara dua orang atau dua
kelompok, perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Konflik adalah percekcokan, perselisihan, atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau
drama yakni pertentangan anatara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh,
pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya.
Freud menyatakan bahwa faktor–faktor yang memegang peranan penting dalam beberapa
gangguan batin antara lain:
a. Teori Agresi
Teori ini menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang
ditujukan kepada diri sendiri. Agresi yang diarahkan pada diri sendiri sebagai bagian dari nafsu bawaan yang bersifat merusak. Prosesnya terjadi
akibat kehilangan atau perasaan terhadap objek yang sangat dicintai.
b. Teori Kehilangan
Teori kehilangan merujuk pada perpisahan traumatik individu dengan benda
atau seseorang yang sebelumnya dapat memberikan rasa aman dan nyaman.
Hal penting dalam teori ini adalah kehilangan dan perpisahan sebagai faktor
predisposisi terjadinya depresi dalam kehidupan yang menjadi faktor
pencetus terjadinya stress.
c. Teori Kepribadian
Teori kepribadian merupakan konsep diri yang negatif dan harga diri rendah
mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor.
Pandangan ini memfokuskan pada variable utama dari psikososial yaitu
harga diri rendah
.
d. Teori Kognitif
Teori kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang
didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri sendiri, dunia
seseorang dan masa depannya. Individu dapat berpikir tentang mencoba
memahami kemampuannya.
e. Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan menunjukkan bahwa konflik batin dapat
menyebabkan depresi dan keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai
kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia
mengulang respon yang adaptif.
f. Teori Perilaku
Teori perilaku menunjukkan bahwa penyebab depresi terletak pada
kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya terhadap
lingkungan, tetapi juga bebas dari pengaruh lingkungan dan melakukan apa
saja yang mereka pilih tetapi antar individu dengan lingkungan memiliki
pengaruh yang bermakna antar satu dengan yang lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar