Menurut (Heding et al., 2009) dalam Mahdi Borzooei dan Maryam Asgari
(2013:483), kepribadian merek berasal dari teori psikologi manusia dan perilaku
konsumen. Malhotra dan Naresh 1988 dalam Bouhlel et al., (2011:211)
mengembangkan hubungan yang lebih kuat emosional, kepercayaan, dan
keterikatan dengan merek (Biel, 1993) dalam Bouhlel et al., (2011:211).
Aaker (1997) dalam Emari Hossien (2011:1027), mengembangkan sebuah model
kepribadian merek yang terdiri dari lima dimensi inti yaitu kompetensi, semangat,
kekasaran, ketulusan, dan kecanggihan untuk mengukur sifat kepribadian merek.
Sebagai contoh dalam kompetensi, kompetensi berkaitan dengan manfaat
fungsional sementara kekasaran dan kecanggihan lebih eksklusif dikaitkan dengan
manfaat simbolis pada merek tersebut Maehleh et al, (2011) dalam Mahdi
Borzooei dan Maryam Asgari (2013:485). Di kegiatan sehari-hari, konsumen
telah mengenal merek yang beragam setiap harinya sehingga kepribadian merek
termasuk hal yang penting dalam pengambilan keputusan konsumen, sehingga
timbul niat pembelian dalam benak konsumen (Louis & Lombart, 2010: Bouhlel
et al, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar