Citra merek umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek
yang ada di benak ingatan konsumen. Citra merek mempresentasikan keseluruhan
persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan
pengalaman konsumen terhadap suatu merek. Ketika konsumen ditanya tentang
citra suatu merek maka konsumen akan mengungkapkan gambaran tentang merek
tersebut, kesannya dan keyakinannya.
Citra merek atau yang disebut dengan Brand Image adalah gambaran sifat
ekstrinsik dari produk atau layanan, termasuk cara-cara di mana mereka mencoba
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan psikologis atau sosial (Kotler dan Keller,
2012:270). Arslan dan Altuna (2010) dalam Tariq et al., (2013:341)
mendefinisikan citra merek sebagai " perasaan positif dan negative tentang suatu
merek”.
Kemudian Lee, Lee dan Wu (2011) dalam Tariq et al., (2013:341) juga
menjelaskan citra merek sebagai refleksi pikiran secara keseluruhan dan
keyakinan tentang merek tertentu dengan mengingat kualitas yang unik yang
16
membuatnya berbeda dari yang lain. Citra merek adalah aspek yang sangat
penting terhadap niat pembelian. Ini mendorong konsumen untuk mengkonsumsi
nilai lebih pada merek tertentu yang memiliki citra yang baik. Ini membantu
konsumen untuk memutuskan apakah merek adalah pilihan yang lebih baik bagi
konsumen, dan konsumen dipaksa untuk membuat niat pembelian beberapa kali.
Sebuah citra yang baik, membantu untuk menciptakan hubungan antara produk
dan pengguna atau konsumen. Ini adalah cara untuk membuat kepribadian merek
menjadi lebih baik di pasar sehingga dapat meningkatkan penjualan produk.
Atribut produk, kepribadian merek, dan manfaat merek adalah tiga kunci dari citra
merek
Menurut Tatik Suryani (2013:86) citra merek umumnya didefinisikan segala
hal yang terkait dengan merek yang ada di benak ingatan konsumen. Citra merek
yang merupakan persepsi konsumen terhadap merek secara menyeluruh ini
dibentuk oleh informasi yang diterima dan pengalaman konsumen atas merek
tersebut. Setiap perusahaan akan membangun citra merek produk yang dipasarkan
untuk mendapatkan tempat di hati konsumennya agar selalu mengingat
produknya. Terbentuknya citra merek, citra perusahaan, dan citra produk
memerlukan waktu dan proses yang panjang karena terbentuk dari hasil persepsi
terhadap obyek dalam kurun waktu yang panjang.
Menurut Davis et al., (2009) dalam penelitian Jalilvand dan Samiei
(2012:464) menyatakan bahwa ada tiga indikator untuk mengukur citra merek
yaitu:
a.) Membandingkan, artinya konsumen membandingkan kualitas produk
dari suatu merek tertentu diantara merek lainnya,
b.) Melihat pengalaman atau sejarah suatu merek, artinya konsumen menganalisa sebuah produk/merek ditinjau
dari pengalaman atau sejarah suatu merek/produk,
c.) Memprediksi, artinya
konsumen dapat memprediksi bagaimana performa atau kinerja suatu produk pada
suatu merek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar