Senin, 26 Agustus 2019

Macam-macam Tes (skripsi dan tesis)

Sebagai alat pengukur dan penilai dalam evaluasi hasil belajar, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Secara garis besar, tes sebagai alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes (non tes). Menurut Anas Sudijono (2011: 68-75) tes dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu: 
1) Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/Kemajuan Belajar Peserta Didik. 
a) Tes Seleksi 
b) Tes Awal 
c) Tes Akhir
 d) Tes Diagnostik 
e) Tes Sumatif
 f) Tes Formatif 
2) Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkapkan.
 a) Tes Intelegensi
b) Tes Kemampuan 
c) Tes Sikap 
d) Tes Kepribadian
 e) Tes Hasil Belajar 
3) Penggolongan Lain –lain 
 a) Dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes.
 (1)Tes Individual. 
(2)Tes Kelompok.
 b) Dilihat dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes.
 (1)Power Test (2)Speed Test
 c) Dilihat dari segi bentuk responnya. 
(1)Verbal Test 
(2)Nonverbal Test 
d) Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban.
 (1)Tes Tertulis
 (2)Tes Lisan
 Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 26-39) ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes. 1) Teknik nontes. Yang tergolong teknik non tes adalah: 
a) Skala bertingkat (rating scale) 
b) Kuesioner (questionair)
 c) Daftar cocok (check list) 
d) Wawancara (interview) 
e) Pengamatan (observation) 
f) Riwayat hidup
 2) Teknik tes. 
a) Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa.
 (1)Tes diagnostik 
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahankelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
 (2)Tes formatif 
Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. 
(3)Tes sumatif 
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Di sekolah-sekolah tes formatif biasanya diberikan pada akhir setiap program dan biasanya dikenal dengan istilah ulangan harian. Tes ini merupakan tes akhir program atau dapat juga dipandang sebagai tes  diagnostik pada akhir pelajaran, sedangkan tes sumatif biasanya dikenal dengan istilah ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau akhir semester. Tes dapat dibedakan atas beberapa jenis dan pembagian jenis-jenis tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. 
Chabib Thoha (2003: 46-47) membagi jenis tes menjadi sembilan macam yaitu:
 1) Tes Penempatan adalah tes untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak didik, kemampuan tersebut dapat dipakai meramalkan kemampuan peserta didik pada masa mendatang, sehingga peserta didik dapat dibimbing, diarahkan atau ditempatkan pada jurusan yang sesuai dengan kemampuan dasarnya.
 2) Tes Pembinaan diselenggarakan secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan. 
3) Tes Sumatif bertujuan mengukur keberhasilan belajar peserta didik secara menyeluruh, materi yang diujikan seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu program tahunan. 
4) Tes Diagnostik digunakan untuk mengetahui sebab kegagalan peserta didik dalam belajar.
 5) Tes Standar adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli atau lembaga yang khusus menyelenggarakan secara profesional. 
6) Tes Nonstandar adalah tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum memiliki keahlian profesional dalam penyusunan tes. 
7) Tes Tertulis adalah tes yang soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa berupa bahasa tulisan. Tes tertulis secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: 
a) Tes Objektif, yaitu tes yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar maupun yang menjawab salah.
 b) Tes Subjektif, yaitu tes yang memberikan kebebasan peserta didik untuk memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan tersebut mengakibatkan data jawaban bervariasi sehingga mengundang subjektivitas penilai. 
8) Tes Lisan, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
 9) Tes Tindakan, yaitu tes di mana respon atau jawaban yang dituntut dari peserta didik berupa tindakan tingkah laku konkrit.
 Dari sekian banyak jenis tes seperti di atas, alat penilaian bukan tes (nontest) masih jarang digunakan baik dalam menilai hasil belajar maupun dalam menilai proses belajar mengajar. Para guru di sekolah pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada nontes mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis, dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. 

Tidak ada komentar: