Minggu, 25 Agustus 2019

Komunikasi Internal dalam Organisasi (skripsi dan tesis)

Organisasi sebagai dasar menunjukan adanya pembagian tugas antara individu di dalam organisasi itu dan diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan yang dipimpin. Untuk mengawasi proses dalam pelaksanaan tujuan yang ingin dicapai, manager atau administrator membuat peraturan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi satu per satu dengan seluruh
karyawan. Manager membuat kelompok-kelompok menurut jenis
pekerjaannya dan mengangkat seseorang sebagai penanggung
jawab utama. Sehingga pimpinan cukup berkomunikasi dengan
para penanggung jawab kelompok. Untuk pengaturan dalam sistem komunikasi internal, maka terdapat 2 jenis alur komunikasi, yaitu (Onong Uchjana, 2011:122) :
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertical adalah komunikasi yang memiliki arah dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication). Dalam komunikasi vertical downward, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, dan lain-lainnya kepada bawahannya.
Dalam komunikasi upward, bawahan memberikan laporan, saran, pengaduan, dan sebagainya kepada pemimpin. Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga
bertahap melalui divisi-divisi yang banyaknya bergantung pada besarnya organisasi. Komunikasi vertikal yang lancar, terbuka, dan saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan yang demokratis, yakni jenis kepemimpinan yang paling baik di antara jenis-jenis kepemimpinan lainnya.
b. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal
berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka bekerja, melainkan saat istirahat, rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi yang seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar yang sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut
pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.  Menurut Robbins dan Coulter (2007: 322), komunikasi organisasi dapat mengarah kebawah, keatas, lateral atau diagonal.
a. Komunikasi ke bawah
Komunikasi yang mengalir ke bawah dari pemimpin perusahaan ke para karyawan adalah komunikasi ke bawah. Komunikasi ke bawah digunakan untuk memberitahu, mengarahkan, mengoordinasikan, dan mengevaluasi karyawan.
b. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengarah dari ke atas dari karyawan ke manajerial yang lebih tinggi. Para manajer bergantung kepada para karyawannya untuk mendapatkan informasi. Laporan yang diberikan kepada para atasan bertujuan untuk memberitahu mereka
tentang perkembangan semua masalah terkini yang terjadi dalam perusahaan maupun seputar tugas pekerjaan.
c. Komunikasi lateral
Komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi diantara semua karyawan pada tingkatan organisasi yang sama. Dalam lingkungan sekarang yang mengalami perubahan yang cepat, komunikasi horizontal sering  digunakan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunkasi yang memotong atau menyamping, baik dalam bidang kerja maupun tingkat organisasi. Contohnya melakukan komunikasi dengan karyawan maupun pemimpin di bagian atau divisi
yang berbeda.
Menurut peneliti, komunikasi dalam organisasi dapat terjadi secara keatas, kebawah, menyamping, dan sesama. Semua kegiatan ini pasti terjadi dan dialami oleh setiap perusahaan, karena dalam suatu perusahaan memerlukan arah komunikasi yang jelas untuk kepentingan pekerjaan masing-masing.

Tidak ada komentar: