Sabtu, 03 Agustus 2019

Data Envelopment Analysis (skripsi dan tesis)

DEA adalah sebuah teknik pemrograman matematis berdasarkan pada linier programming yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan.
Metode DEA diciptakan sebagai alat evaluasi kinerja suatu aktivitas di sebuah unit entitas (organisasi) yang selanjutnya disebut Decision Making Unit (DMU). Secara sederhana, pengukuran ini dinyatakan dengan rasio: output/input, yang
merupakan suatu pengukuran efisiensi atau produktivitas Dalam pengukuran efisiensi dengan menggunakan DEA terdapat dua model yang sering digunakan, yaitu Constant Return to Scale (CRS) dan Variable Return to Scale (VRS). Namun, pada penelitian ini menggunakan CRS. Model DEA ini berorientasi pada input berdasarkan asumsi constant return to
scale sehingga dikenal dengan model CCR. Dalam model constant return to scale setiap DMU akan dibandingkan dengan seluruh DMU yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal DMU adalah sama. Kritik
terhadap asumsi ini adalah bahwa asumsi constant return to scale hanya sesuai untuk kondisi dimana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Namun, dalam kenyataannya meskipun DMU tersebut beroperasi dengan sumber daya (input) yang sama dan menghasilkan output yang sama pula
tetapi kondisi internal dan eksternalnya mungkin berbeda sehingga dapat mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada skala optimal. Menurut Charnes, Cooper, dan Rhodes model ini dapat menunjukkan technical efficiency secara keseluruhan atau nilai dari profit efficiency untuk setiap
DMU. Pengukuran berorientasi input menunjukkan sejumlah input
dapat dikurangi secara proporsional tanpa mengubah jumlah output yang dihasilkan. Dengan menggunakan model berorientasi input, maka model tersebut akan menghitung pengurangan input yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang efisien dengan output yang tetap. Fethi & Pasiouras [mengungkapkan bahwa industri perbankan yang menggunakan
pendekatan berorientasi input memiliki asumsi bahwa manajer bank akan memiliki pengawasan atau kontrol yang lebih tinggi atas input (seperti: beban–beban, karyawan, dan lain–lain) daripada output (seperti: kredit, pendapatan, dan lain–lain). Beberapa studi cenderung memilih pendekatan berorientasi
input karena jumlahinput menjadi keputusan utama dalam pengambilan variabel, walaupun alasan ini tidak berlaku untuk semua industr

Tidak ada komentar: