Kepuasan kerja berkaitan dengan prospek dengan pekerjaannya,
apakah memberikan harapan untuk berkembang atau tidak. Semakin
aspek-aspek harapan terpenuhi, maka semakin tinggi tingkat kepuasan
kerja. Kepuasan kerja menurut Luthans dalam Witasari (2009) diukur
dengan lima indikator yaitu:
1. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri
Dalam penelitian Judge dan Locke (1994) disebutkan bahwa
bila seorang karyawan dalam sebuah organisasi memiliki otonomi
yang tinggi, kebebasan menentukan tugas-tugas dan jadwal kerja
mereka sendiri, perubahan dalam variabel ini memberi pengaruh
yang secara besar pula terhadap kepuasan kerja. Robbins (2006)
menyatakan bahwa karyawan cenderung lebih menyukai
pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan bermacam-macam tugas, kebebasan dan umpan balik
mengenai betapa baik mereka mengerjakan pekerjaannya sehingga
kesenangan dan kepuasan karyawan dapat tercipta.
2. Kepuasan terhadap Gaji (Pay)
Gaji merupakan sistem ganjaran moneter yang diterima individu
sebagai imbal jasa atas keterlibatannya dalam rangka pencapaian
tujuan dan kinerja organisasi. Gaji yang diterima dari bekerja
memberikan jawaban atas kebutuhan individu dan keluarga, inilah
yang menjadi alasan mengapa karyawan memiliki kinerja yang
tinggi terhadap pekerjaannya apabila masalah gaji (yang sesuai) ini
dapat dipenuhi oleh perusahaan. Dalam penelitian Judge dan Locke
(1994) menyatakan kepuasan kerja diperoleh dari tingkat imbalan
atau hasil yang diperoleh dari pekerjaan, dibandingkan dengan apa
yang diharapkan oleh karyawan. Semakin lebih banyak yang
diperoleh dari pekerjaan dibandingkan dengan yang diharapkan
maka semakin tinggi kepuasan kerja tersebut.
3. Kepuasan terhadap Supervisi
Gibson, et al (2005) menyatakan pemimpin yang dapat
menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat akan dapat
memuaskan bawahannya. Hal itu akan tercermin pada sikap
bawahannya yang cenderung patuh kepada atasannya dan akan
mempunyai semangat kerja yang tinggi.
4. Kepuasan terhadap hubungan dengan rekan kerja (Co-workers)
Hal ini merupakan faktor yang penting dalam menciptakan
kepuasan kerja karena bagaimanapun juga manusia merupakan
makhluk sosial yang pasti membutuhkan interaksi dengan individu
lain. Tidak mungkin seorang individu akan selalu mengandalkan
dirinya sendiri, karena setiap individu mempunyai batas
kemampuannya masing-masing. Dengan terciptanya hubungan
yang baik di antara rekan sekerja maka rasa nyaman dan aman
dalam bekerja akan tercipta di dalamnya sehingga kepuasan kerja
dapat terwujud. Robbins (2006) menyatakan bahwa bagi
kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi
sosial, oleh karena itu tidaklah mengejutkan apabila memiliki rekan
keja yang ramah dan mendukung akan mengantarkan kepada
kepuasan kerja yang meningkat.
5. Kepuasan terhadap kesempatan promosi (promotion opportunities)
Promosi memberikan individu status sosial yang lebih tinggi,
pertumbuhan pribadi, dan tanggung jawab yang lebih banyak. Oleh
karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan
promosi dibuat dalam cara yang adil, kemungkinan besar akan
mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka (Robbins, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar