Penilaian
kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang sangat penting tempat
kerja. Karyawan menginginkan dan memerlukan balikan berkenan dengan prestasi mereka
dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan balikan kepada mereka.
Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan
untuk meninjau kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana peningkatan
kinerja. Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan prestasi aktual
karyawan dengan prestasi kerja dengan yang diharapkan darinya (Dessler 2000). Menurut
Dessler (2000) ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer, yaitu:
a.
Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi,
ketelitian, keterampilan, dan penerimaan keluaran
b.
Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume
keluaran dan kontribusi
c.
Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi:
membutuhkan saran, arahan atau perbaikan
d.
Kedisiplinan, meliputi: kehadiran,
sanksi, warkat, regulasi, dapat dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu
e.
Komunikasi, meliputi: hubungan antar
karyawan maupun dengan pimpinan, media komunikasi.
Adapun indikator
penilaian kinerja karyawan menurut Guritno dan Waridin (2005) adalah sebagai
berikut :
1. Mampu
meningkatkan target pekerjaan
2. Mampu
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
3. Mampu
menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Mampu
menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan
5. Mampu
meminimalkan kesalahan pekerjaan
Menurut
Wirawan (2009 dimensi kinerja dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu hasil
kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Sedangkan menurut Barnard dan. Quinn dalam Prawirosentono (2008:27-32) bahwa
indikator-indikator kinerja karyawan
adalah sebagai berikut:
1.
Efektivitas dan efisiensi
Bila
suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa
kegiatan tersebut efektif. Apabila akibat-akibat yang dicari dari kegiatan
mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan hasil yang tercapai, sehingga
mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien.
Sebaliknya jika akibat yang tidak dicari-cari tidak penting/remeh, maka
kegiatan tersebut efisien. Sehubungan dengan itu kita dapat mengatakan sesuatu
efektif bila mencapai tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu memuaskan
sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak.
2.
Otoritas dan tanggung jawab
Wewenang
adalah hak seseorang untuk memberikan perintah (kepada bawahan), sedangkan
tanggung jawab adalah bagian yang tidak terpisahkan atau sebagai akibat dari
kepemilikan wewenang tersebut. Bila ada wewenang berarti dengan sendirinya
muncul tanggung jawab.
3.
Disiplin
Disiplin
meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan
karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan
kepada pihak yang melanggar.
4.
Inisiatif
Inisiatif
seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi
Menurut
Mangkunegara (2009) kinerja karyawan dapat dinilai dari :
1.
Kualitas kerja
Menunjukan
kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan tidak mengabaikan volume
pekerjaan. Adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat kesalahan,
dalam penyelesaian suatu pekerjaan yang dapat bermanfaat bagi kemajuan
perusahaan
2.
Kuantitas kerja
Menunjukan
banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan dalam suatu waktu sehingga
efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.
3.
Tanggung jawab
Menunjukan
seberapa besar karyawan dalam menerima dan melaksanakan pekerjaannya,
mempertanggung jawabkan hasil kerja serta sarana dan prasarana yang digunkan
dan perilaku kerjanya setiap hari.
4.
Kerjasama
Kesediaan
karyawan untuk berpartisipasi dengan karyawan yang lain secara vertikal dan
horizontal baik di dalam maupun diluar pekerjaan sehingga pekerjaan akan
semakin baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar