Goleman (2005)
menyatakan kecerdasan emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan
untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah,
mampu mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan
berempati dan membina hubungan dengan orang lain. Reuven Bar-On (2006)
menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan, kompetensi emosional
dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri
dan orang lain serta berhasil dalam mengatasi tuntutan, tantangan dan tekanan sehari-hari.
Bar-On juga menyampaikan bahwa orang yang cerdas secara emosi cenderung untuk
lebih optimis, fleksibel, lebih realistis, dan mampu mengatasi masalah serta menghadapi
tekanan.
Kecerdasan
emosional menghadirkan kemampuan untuk merasa, menilai, dan mengekspresikan emosi
secara akurat dan adaptif; kemampuan untuk mengenal dan memahami emosi;
kemampuan untuk mengakses perasaan ketika melakukan aktivitas kognitif dan melakukan
penyesuaian; dan untuk mengatur emosi diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain
kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengolah/memproses emosi; mencari
informasi tentang emosi dan digunakan untuk memandu aktivitas kognitif seperti problem
solving dan memusatkan energi untuk bertindak dan menyelesaikan masalah
tersebut. Salovey dan Mayer menggunakan kecerdasan emosi untuk menggambarkan
sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang
emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan mengolah perasaan untuk memotivasi,
merencanakan siswa, dan meraih tujuan kehidupan (Hartini, 2002:39).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar