Carplin dalam Lako
(2004) menyatakan bahwa: Budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan
kebiasaan dalam suatu organisasi yang
saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasiĆ¢.
Kotter dan Heskett dalam Soetjipto (2002) berpendapat bahwa budaya organisasi
pada dasarnya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam
organisasi, contohnya: kesigapan dalam memberikan pelayanan kepada para
pelanggan, sedangkan nilai mencerminkan keyakinan atau kepercayaan mereka akan
akan hal-hal tertentu yang mampu mendatangkan kesuksesan, contohnya: perhatian
yang besar pada kepuasan para pelanggan. Jika keduanya dibandingkan, norma
relatif lebih kasat mata dan lebih mudah untuk dirubah.
Menurut Ghozali
dan Cahyono (2002), Budaya organisasi merupakan persepsi bersama yang dianut
oleh anggota organisasi; suatu sistem dan makna bersama. Implikasi yang lebih
penting dari budaya organisasi berkaitan dengan keputusan seleksi sehingga
mempekerjakan individu yang tidak sesuai dengan aturan organisasi akan
menghasilkan karyawan yang kurang motivasi.
Robbins (2006) budaya
organisasi merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang
membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Tampubolon (2003)
menyimpulkan budaya organisasi adalah merupakan kesepakatan perilaku karyawan
di dalam organisai yang digambarkan dengan selalu berusaha menciptakan
efisiensi, bebas dari kesalahan, perhatian terfokus kepada hasil dan
kepentingan karyawan, kreatif dan akurat menjalankan tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar