Konsep positioning
dalam pemasaran diibaratkan sebuah perang untuk menguasai benak orang lain,
dalam hal ini konsumen (mind share), dimana konsep ini dipopulerkan pertama
kali pada tahun 1982 oleh Al Ries dan Jack Trout dalam bukunya yang berjudul “
Positioning: The Battle of Your Mind “. Dalam bukunya mereka menuliskan bahwa “
Positioning is not what you do to the product. It is what you do to the mind of
the prospect “ . Artinya, positioning bukan sesuatu yang harus kita lakukan
terhadap produk, tetapi sesuatu yang harus kita lakukan terhadap otak calon
konsumen. Positioning bukanlah strategi produk, melainkan sebuah strategi
komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana calon konsumen menempatkan barang
/ jasa perusahaan di dalam otaknya / alam khayalnya sehingga calon konsumen
memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk
(merek) tersebut. Dengan kata lain, positioning yang tepat akan mengingatkan
konsumen terhadap merek (produk) dari perusahaan itu.
Ada beberapa hal yang
perlu dipahami dalam melakukan positioning yaitu:
a. Positioning
adalah strategi komunikasi:
Komunikasi dilakukan
untuk menjembatani produk/merek/nama perusahaan dengan calon konsumen dan
menyangkut aspek yang luas. Meski positioning bukanlah sesuatu yang harus dilakukan
terhadap produk, namun sangat berhubungan erat dengan atribut-atribut yang
secara fisik maupun nonfisik yang melekat pada merek/nama perusahaan. Selain
itu, komunikasi bukan semata-mata berhubungan dengan iklan tetapi menyangkut
pula soal citra yang disalurkan melalui model iklan, media yang dipilih, sikap
para manager dan tenaga professional, produk / jasa terkait dan lain
sebagainya.
b. Positioning
bersifat dinamis
Persepsi konsumen
terhadap suatu merek/nama perusahaan bersifat relative terhadap struktur
pasar/persaingan yang terjadi. Jika kondisi pasar berubah, atau adanya
pendatang baru yang menyebabkan pemimpin pasar jatuh dan berhasil menguasai
suatu pasar, maka strategi positioning pun harus diubah, sehingga positioning
adalah strategi yang terus menerus harus dievaluasi, dikembangkan, dipelihara
dan dibesarkan.
c. Positioning
berhubungan dengan atribut atau karakteristik barang / jasa.
Atribut / karakteristik
yang dipilih harus unik dan memberi arti bagi konsumen, serta dapat dibedakan
dengan pesaing sehingga dapat dipersepsikan lebih unggul oleh konsumen. Seorang
pemasar harus mencari tahu atribut / karakteristik produk / jasa yang
ditawarkannya kepada konsumen .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar