Kebahagiaan saat ini merupakan salah satu topik
yang cukup hangat dibicarakan para ahli psikologi dengan label kesehjateraan
subjektif (Happiness). Penelitian tentang kebahagiaan dalam
jurnal-jurnal yang terbit kemudian tidak selalu konsisten dengan istilah
keehjteraan subjektif. Istilah bahagia (happy) dan kebahagiaan (happiness)
masih sering dipakai dalam banyak penelitian. Dalam psikologi positif
kebahagiaan menjadi salah satu pusat perhatian karena kebahagiaan banyak
berkaitan dengan perilaku positif yang selalu didambakan oleh masyarakat.
Menurut Diener (2000)
kebahagiaan dapat didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan efketif terhadap
kehidupannya. Evaluasi kognitif orang yang bahagia berupa kepuasan hidup yang
tinggi, evaluasi afektifnya adalah banyaknya afek positif dan sedikitnya afek
negatif yang dirasakan. Istilah
kebahagiaan menurut Diener (2000) dan Myer (2000), dan sejumlah psikolog sosial
menyebut happiness sebagai “ilmu pengetahuan tentang kebahagiaan (science
of happiness)”. Mereka menyatakan bahwa kebahagiaan adalah evaluasi manusia
secara kognitif dan afektif terhadap kehidupan mereka. Dua bentuk evaluasi ini
menjadi komponen kebahagiaan. Komponen kognitif sering disebut dengan kepuasan
hidup dan komponen afektif sering disebut dengan afek.
Menurut Kartono (2003) kebahagiaan atau happiness
adalah suatu keadaan puas secara umum dari organisme terutama jika bisa
mendukung secara konsisten-cocok pernyataan-pernyataan lisannya atau pada kasus
manusia dengan tingkah laku yang dapat diekspresikan keluar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kebahagiaan berasal dari kata bahagia yang berarti
keadaan atau perasaan senang dan tentram atau bebas dari segala yang
menyusahkan. Kebahagiaan sendiri memiliki arti kesenangan dan ketentraman hidup
atau lahir batin, keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar