1). Sefalosforin generasi III
Sefalosforin termasuk
antibiotik beta-laktam dengan struktur, khasiat dan sifat yang banyak mirip
dengan penisilin.Obat ini umumnya kurang efektif terhadap kuman gram positif
dibandingkan sefalosforin generasi pertama, tetapi lebih aktif terhadap Enterobacteriaceaesp dan Pseudomonas aeruginosa (Sukandar 2008). Golongan sefalosforin generasi ketiga
yang umum digunakan dalam terapi infeksi saluran pernafasan akut adalah :
a. Sefiksim
Sefiksim merupakan antibiotik golongan
sefalosforin generasi ketiga yang diberikan secara oral.Obat ini biasa
digunakan untuk terapi infeksi saluran kemih, otitis media, dan bronkhitis
(Gunawan 2007).
b.
Seftriakson
Obat
ini aktif terhadap kuman gram positif. Waktu paruhnya mencapai 8 jam (Gunawan
2007). Obat ini umum digunakan untuk infeksi saluran pernafasan akut (BPOM RI
2008).
c.
Sefotaksim
Sefotaksim
bersifat anti pseudomonas sedang dan biasa digunakan untuk terapi infeksi
karena kuman gram negatif (Tjay dan Kirana 2007). Obat ini umum digunakan untuk
infeksi saluran pernafasan akut (Depkes 2005).
2). Kotrimoksazol
Kotrimoksazol merupakan
antibiotik golongan sulfonamida.Kombinasi ini dari sulfametoksazol dan
trimetoprim bersifat bakterisid (Tjay dan Kirana 2007). Obat ini efektif
terhadap bronkhitis, otitis media, dan sinusitis. Tetapi tidak dianjurkan untuk
mengobati faringitis karena tidak dapat membasmi mikroba (Gunawan 2007).
3). Klaritromisin
Klaritromisin adalah
antibiotik golongan makrolida yang diindikasikan untuk infeksi saluran
pernafasan (BPOM RI 2008). Efek samping berupa iritasi saluran pencernaan,
lebih jarang dibandingkan eritromisin (Gunawan 2007).
4).
Amoksisilin
Amoksisilin
memiliki aktivitasyang sama dengan ampisilin. Obat ini diabsorbsi baik bila
digunakan per oral dan tidak terganggu dengan adanya makanan, biasanya
digunakan untuk penderita bronkhitis dan infeksi saluran kemih (Gunawan 2007).
5). Klindamisin
Clindamycin merupakan antibiotik makrolide yang
termasuk ke dalam kelas lincosamide, dan Clindamycin seringkali digunakan untuk
infeksi bakteri anaerob. Clindamycin bekerja dengan menghambat sintesis protein
dari bakteri dengan menghambat translokasi ribosomal, Clindamycin dapat digunakan pada infeksi anaerob
seperti abses, bisul/furuncle, infeksi pada gigi (pulpitis, abses periapikalis,
gingivitis, dan paska operasi / pencabutan gigi), infeksi saluran nafas,
infeksi jaringan lunak dan peritonitis. (Gunawan
2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar