Faktor penting lainnya yang mempengaruhi rasio modal bank adalah
profitabilitas. Profitabilitas dapat mencerminkan baik tidaknya kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui berbagai macam variabel atau
indikator. Variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Apabila kinerja sebuah
perusahaan publik meningkat nilai keusahaannya akan semakin tinggi.
Menurut Sofyan (2002) kinerja perbankan dapat diukur dengan menggunakan
rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan dan
profitabilitas perbankan. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of return equity (ROE) untuk
perusahaan pada umumnya dan return on
asset (ROA) pada industri perbankan. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur
return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut
(Mawardi,2005).
Profitabilitas dapat menentukan
kemampuan bank untuk meningkatkan modalnya dengan mengakumulasikan labanya
(Kleff dan Weber,2003). Hal ini sesuai dengan teori pecking-order dari Myers dan Majluf (1984) yang menyatakan bahwa
perusahaan akan melakukan pilihan terhadap pendanaan internal dalam memperoleh
biaya yang rendah, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman
terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi kemudian diikuti oleh
sekuritas yang berkarakteristik opsi, dan alternatif terakhir adalah
menerbitkan saham baru.
Di dalam penelitian ini variabel
profitabilitas yang digunakan adalah ROA (Return
on Assets) dan NIM (Net Interest
Margin). ROA merupakan salah satu ukuran profitabilitas yang menunjukkan
tingkat pencapaian laba bersih (sebelum pajak) terhadap total asset yang
dimiliki oleh bank. Semakin tinggi ROA yang dicapai oleh bank menunjukkan laba sebelum
pajak tinggi, yang berarti kemungkinan akumulasi laba ditahan meningkat,
sehingga modal sendiri akan meningkat dan diperkirakan CAR juga meningkat.
NIM adalah rasio antara pendapatan
bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih
diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi
dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. Semakin besar NIM
menunjukkan marjin pendapatan bersih semakin besar sehingga kemungkinan akan
meningkatkan laba perusahaan yang diperoleh, laba yang ditahan akan
meningkatkan rasio modal.
Penelitian Awdeh,et.al (2011), Krisna
(2008), Rime (2000) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
rasio modal. Sedangkan Ahmad,et.al (2008) mengungkapkan bahwa dari hasil
penelitiannya NIM berkorelasi negatif terhadap rasio modal. Hal tersebut
memunculkan pandangan bahwa pendapatan yang tinggi mempermudah manajer bank
untuk mengakses ekuitas modal dan peraturan insentif sendiri untuk
meminimalisasi pengambilan risiko, sehingga bank dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi memiliki kemungkinan kegagalan yang rendah. Pendapat lain dari Awdeh,et.al
(2011), Krisna (2008) menyatakan bahwa NIM memiliki pengaruh yang positif
meskipun tidak signifikan terhadap modal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar