Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh seorang pemimpin
dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam hal ini adalah bawahannya. Dalam
setiap organisasi/perusahaan seorang pemimpin mempunyai gaya yang berbeda dalam
kepemimpinannya sesuai kemampuannya masing-masing. Pada umumnya gaya
kepemimpinan dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan
utama yaitu (Veithzal Rivai, 2003:103):
a. Gaya kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa pemimpin adalah
merupakan suatu hak. Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut:
1)
Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.
2)
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
3)
Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat
semata-mata.
4)
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari
orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
5)
Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
6)
Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan
pendekatan (Approach) yang mengandung
unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pimpinan
otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai
hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi
modern.
b. Gaya kepemimpinan Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan
pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam
militer adalah bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1)
Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan,
perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
2)
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan
pangkat dan jabatannya.
3)
Senang kepada formalitas yang berlebihan.
4)
Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari
bawahan.
5)
Tidak mau menerima kritik dari bawahan.
6)
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh gaya kepemimpinan
militeristis jelaslah bahwa gaya kepemimpinan seperti ini bukan merupakan
pemimpin yang ideal.
c. Gaya kepemimpinan Fathernalistis
Gaya kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri
tertentu yaitu bersifat fathernal
seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan
bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu
sentimentil. Sifat-sifat umum dari gaya kepemimpinan fathernalistis dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1)
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak
dewasa.
2)
Bersikap terlalu melindungi bawahan.
3)
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
4)
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk
mengembangkan inisatif daya kreasi.
5)
Sering menganggap dirinya maha tau, sehingga sulit
menerima saran.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin
seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat
negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
d. Gaya kepemimpinan karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil
menemukan sebab-sebab mengapa seorang pempimin memiliki karisma. Yang diketahui
ialah gaya kepemimpinan seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan
karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, dilatar
belakangi karena kurangnya pemahaman terhadap seorang pemimpin yang karismatis,
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supernatural powers).
Perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan, profil pendidikan dan
sebagainya, tidak dapat digunakan sebagai kriteria gaya kepemimpinan
karismatis.
e. Gaya kepemimpinan Demokratis
Dari semua gaya kepemimpinan yang ada, gaya
kepemimpinan demokratis dianggap adalah gaya kepemimpinan yang terbaik. Hal ini
disebabkan karena gaya kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan
kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari gaya kepemimpinan demokratis adalah
sebagai berikut:
1)
Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
2)
Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan
pribadi dengan kepentingan organisasi.
3)
Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik
bawahannya.
4)
Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan
pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan
dengan tidak mengurangi kreativitas,
inisatif, dan prakarsa dari bawahan.
5)
Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
6)
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih
sukses daripadanya.
7)
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar