Menurut Kasmir (2010) break even point di samping memiliki tujuan dan kegunaan ataupun manfaat bagi perusahaan, analisis titik impas juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain
1. Perlu adanya asumsi.
Analisis titik impas membutuhkan banyak asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan. Sering kali asumsi yang digunakan sudah tidak sesuai dengan realita yang terjadi ke depan.
2. Bersifat Statis
Analisis hanya digunakan pada titik tertentu bukan pada suatu periode tertentu
3. Tidak digunakan untuk keputusan akhir
Analisis titik impas hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
Jika aliran kas telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, maka proyek dapat diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama
5. Hubungan penjualan dan biaya
Ada hubungan penjualan dan biaya, misalnya dalam biaya, jika penjualan dilakukan dalam kapasitas penuh, namun diperlukan tambahan penjualan, maka aka nada tambahan biaya tenaga kerja atau upah yang mengakibatkan naiknya biaya variabel dan jika diperlukan tambahan peralatan atau pabrik, maka biaya tetap juga akan meningkat
6. Kurang pertimbangan resiko.
Selama masa penjualan begitu banyak resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Dalam hal ini analisis titik impas kurang memperhatikan factor resiko tersebut. Contoh Kenaikan harga bahan baku dll.
7. Pengukuran kemungkinan penjualan
Jika grafik titik impas yang didasarkan pada harga penjualan yang konstan, maka untuk melihat kemungkinan laba pada berbagai tingkat harga harus dibuatkan semua seri grafik atau untuk tiap tingkat harga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar