Kompensasi
digunakan sebagai mekanisme pengawasan untuk menyelaraskan kepentingan manajer
dan pemegang saham dalam perusahaan. Kompensasi berdasarkan insentif mendorong
eksekutif untuk mengelola penghasilan untuk keuntungan keuangan pribadi (Cheng
and Warfield, 2005). Kompensasi insentif CEO direncanakan untuk meminimalisasi
konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham.
Vafeas dan
Waeglein (2007) menemukan bahwa dewan komisaris lebih memilih auditor eksternal
dengan kualitas tinggi dan dikenakan biaya yang tinggi. Hal ini dilakukan
sebagai manajemen kontrol terhadap kemungkinan manipulasi laba yang dilakukan
oleh manajer dalam meningkatkan bonusnya. Gordon (2003) menemukan bahwa upaya
audit yang lebih tinggi diperlukan untuk mendeteksi adanya manipulasi laba oleh
manajer dalam kepentingan meningkatkan kompensasi mereka.
Menurut Murphy
(1999) paket bayaran CEO terdiri dari empat bagian dasar; gaji pokok, rencana
bonus tahunan yang terikat beberapa ukuran akuntansi seperti penjualan bersih /
laba / rugi dari kinerja, opsi saham perusahaan dan rencana insentif jangka
panjang, seperti rencana stok terbatas dan kinerja berdasarkan akuntansi
tahunan.
Dasar penetapan
besaran kompensasi yang beragam menjadi masalah utama di banyak perusahaan.
Dari permasalahan dalam kompensasi eksekutif di berbagai tipe perusahaan,
Bebhuck dan Spamann (2010) menjelaskan besarnya pengaruh laporan posisi
keuangan dari institusi keuangan, sepanjang adanya government guarantee,
membuat kompensasi untuk CEO yang kemudian menciptakan taruhan yang besar pada
kinerja jangka pendek. Jika perusahaan baik, CEO akan mengejar stock options,
jika perusahaan dalam keadaan miskin, options akan menjadi tidak berguna dan
pemilik membayar tagihan.
Dalam kontrak
bonus dan kontrak kinerja perusahaan eksplisit menggunakan nilai perusahaan
untuk mengukur besaran kompensasi yang diterima para eksekutif. Pemegang saham
dalam menetapkan kompensasi menggunakan output unuk memperbaharui presepsi dan
kemakmuran manajer. Untuk memberikan kenyamanan kepada agen, Prinsipal dapat
menetapan kontrak kompensasi dengan memberikan pilihan dalam bentuk fixed pay: upah atau gaji (Bloom dan
Milkovich, 1998).
Kebebasan untuk
memilih kontrak kompensasi yang sesuai keinginan akan memberikan rasa nyaman
dan akan bersedia untuk mengoptimalkan kinerjanya bagi kepentingan para
prinsipal. Karakteristik dari komite penentu kompensasi juga memungkinkan
menjadi indikasi kualitas dari pengawasan dan keseluruhan paket kompensasi yang
diberika sesuai dengan tingkatan optimalisasi dengan tingginya kompensasi untuk
kualitas baik untuk pengawasan yang dilakukan komite (Conyon dan He, 2004) .
Terdapat isu
utama yang berhubungan dengan penentuan kompensasi yaitu : bentuk kompensasi,
besaran kompensasi, dan keterbukaan. Bentuk dan besaran kompensasi dapat
ditentukan melalui faktor yang mempengaruhi, sedangkan keterbukaan adalah
mengukur seberapa taat perusahaan untuk mengungkapkan rincian besaran
kompensasi yang diterima eksekutif. Struktur kompensasi eksekutif adalah
komponen kunci dari strategi yang digunakan oleh pemilik perusahaan untuk
menempatkan penekanan pada hasil dan perilaku penting. Analisis harus
memperhitungkan dengan baik total dan campuran kompensasi (Heaney , 2005).
Imbalan terbagi
menjadi dua intrinsik dan ekstrisik. Imbalan intristik yaitu imbalan yang
diterima karyawan untuk dirinya sendiri. Imbalan ekstrisik mencakup kompensasi
langsung dan kompensasi tidak langsung. Kompensasi tidak langsung berupa
jaminan sosial, asuransi, pensiun, pesangon, cuti kerja, pelatihan dan liburan.
Sedangkan kompensasi langsung adalah gaji pokok, upah lembur, pembayaran
insentif, tunjangan, dan bonus. Dalam penelitian ini kompensasi yang dipakai
adalah total kompensasi yang diberikan secara langsung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar