Secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok, yaitu
Probability sampling menurut Sugiyono adalah
teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Nonprobability sampling
menurut Sugiyono adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
1) Probability
sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara
ideal peneliti telah mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang
diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau
kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
a) Simple random
sampling
Menurut Kerlinger
(2006:188), simple random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi
atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta
tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Menurut Sugiyono
(2001:57) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004:126) menyatakan
bahwa simple random sampling adalah
teknik untuk mendapatkan sampel yang
langsung dilakukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit
sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.
b) Proportionate
stratified random sampling
Margono (2004: 126)
menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang
mempunyai susunan bertingkat atau berstrata. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
c) Disproportionate
stratified random sampling
Sugiyono (2001: 59)
menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila
populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
d) Area (cluster)
sampling (sampling menurut daerah)
Teknik ini disebut juga
cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127), teknik ini digunakan
bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
2) Nonprobability
sampling
Non Probability sampling adalah sebuah
teknik sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan
sampel. Sampel-sampel dari Nonprobability Sampling juga disebut sebagai subjek
penelitian dimana hasil dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki
hubungan dengan populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak
melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada random samplin atau
probability Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi pada
populasi yang diujikan.
a) Sampling
sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa
sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Quota
sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan
bahwa sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik
ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel
diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota
terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
c) Sampling
aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut Margono (2004: 27) menyatakan bahwa
dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti
langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d) Purposive
sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa
sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono
(2004:128), pemilihan sekelompok subjek
dalam purposive sampling didasarkan atas
ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang
dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
e) Sampling
jenuh
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f) Snowball
sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling
adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang
menggelinding semakin lama semakin besar.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive
dan snowball sampling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar