Dengan teknik konsistensi internal ini, hanya dengan
melakukan satu kali pengumpulan data, realibilitas skor perangkat pengukuran
dapat diestimasi. Pada pembuktian instrumen dengan cara ini ada beberapa caar,
yang masing-masing dapat memerlukan
persyaratan-persyaratan atau asumsi tertentu yangharus dipenuhi oleh
peneliti. Beberapa caara yang dapat digunakan untuk mengestimasi realibilitas
dengan konsistensi internal diantaranya adlah sebgai berikut:
1.
Metode belah dua (split half method)
Dalam teknik belah dua, dalam satu instrumen
dikerjakan satu kali oleh sejumlah subjek (sampel) suatu penelitian.
Butir-butir pada perangkat dibagi menjadi dua. Pembagian dapat menggunakan
nomor ganjil-genap pada instrumen atau separuh pertama maupun separuh ke dua,
maupun membelah dengan menggunakan nomor acak atau tanpa pola tertentu. Skor
responden merespon setengah perangkat bagian yang pertama dikrelasikan dengan
skor setengah perangkat ke dua, teknik ini berpegang pada asumsi, belahan
pertama dan belahan ke dua mengukur konstruk yang sama, banyaknya butir dalam
instrumen belahan pertama dan kedua harus dapat dibandingkan dari sisi
banyaknya butir atau paling tidak jumlahnya hampir sama
Ada beberapa
formula untuk mengestimasi realibilitas dengan metode belah dua, antara lain
rumus Spearman-Brown, rumus Flanagan dan rumus Rulon.
2.
Realibilitas Komposit
Pada suatu instrumen, sering peneliti menggunakan
instrumen yang terdiri dari banyak butir. Jika butir-butir ini menggunakan
butir yang berbeda-beda namun membangun sutau kosntruk yang sama, maka analisis
untukmengestimasi realibilitas dapat digunakan rumus realibilitas komposit. Komposit
yang dimaksudkan yakni skor akhir merupakan gabungan dari skor butir-butir
penyusun instrumen. Ada 3 formula yang dapat digunakan untuk mengestimasi
realibilitas dengancara ini yaitu dengan menghitung koefisien dari cronbach,
koefisien KR-20 dan koefisien KR-21.
3.
Realibilitas konstruk
Realibilitas konstruk ini dapat diestimasi setelah
peneliti membuktikan validitas konstruk dengan analisis faktor konfirmatori
sampai memperoleh model yang cocok (model yang fit). Dengana nalisis faktor
ini, peneliti dapat memperoleh muatan faktor (factor loading) tiap indikator yang menyusun instrumen dan indeks
kesalahan unik dari tiap indikator.
Estimasi realibilitas dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu estimasi realibilitas dengan realibilitas konstruk (construct
realibilitity, CR) realibilitas ω dan realibilitas maksimal Ω.
4.
Realibilitas Inter-Rater
Jika dalam suatu isntrumen penskoran butir dilakukan
dengan memanfaatkan dua orang rater, peneliti dapat megestimasi realibilitas
dengan inter-rater agreement. Hasil estimasi realibilitas dengan cara ini
disebut dengan realibilitas inter-rater. Adapaun cara mengestimasinya dengan
menghitung terlebih dahulu banyaknya butir atau kasus yang cocok atau
butir atau kasus yang iskor sama dengan
kedua rater. Banyaknyabutir yang cocok ini kemudian dibandingkan dengan butir
total kemudian disajikan dalam persentase
5.
Realibilitas dengan teori generalizabilities
Teori generalisabilitas terkait dengan 2 hal yaitu
generalizability (G) study dan decision (D) study. Peneliti yang melakukan G
studi mengutaamakan generalisasi dari suatu sampel pengukuran ke keseluruhan
pengukuran. Studi tentang stabilitas respons atara waktu, equivalensi skor dari
2 atau lebih instrumen yang berbeda, hubungan antara skor kemampuan dengan skor
butir terkait dengan G study. Pada D study. Data dikumpulkan untuk tujuan
khusus terkait dengan mebuat keputusan. Studi ini menyediakan data
mendeskripsikan peserta tes baik seleksi atau penempatan, maupun menyelidiki
hubungan 2 variabel atau lebih (Crocker & Algina, 2008). Sebagai contoh,
pada suatu tes seleksi panitia akan menggunakan dua penilai atau lebih perlu
diperisa terlebih dahulu efisiensinya. Untuk hal tersebut, perlu dilakukan D
study.
Koefisien realibilitas dalam teori ini disebut dengan
kofisien generalizability. Dalam
mengestimasi koefisien generalizability,
ada bebrapa desain termasuk banyaknya bentuk tes, kesempatan melakukan tes atau
administrasi tes, banyaknya rater yang disebut dengan facet. Banyaknya variabel
yang digunakan menentukan banyaknya
facet. Desain yang dapat dipilih misalnya desain facet tunggal (single facet design) dan facet ganda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar