Dikemukakan Northcraft (1999) bahwa
ada dua bentuk sumber stress kerja yaitu perasaan frustasi karena tidak mampu
mengontrol situasi yang sedang berlangsung atau karena dari situasi tidak
menentu/tidak mampu diprediksikan. Semakin besar potensi frustasi terhadap
ketidakpastian dan kotrol yang rendah terhadap situasi, maka semakin besar
stress yang dirasakan. Frustasi yang mungkin muncul dari control yang rendah
bersumber dari konsultasi yang kurang baik, hambatan perilaku, terlalu banyak
atau sedikit pekerjaan, tekanan waktu, partisipasi rendah dalam pengambilan
keputusan, dan tuntutan baik dari keluarga masyarakat atau keluarga, serta
hubungan interpersonal yang kurang baik. Sumber stress karena ketidakpastian
adalah politik dalam organisasi, ketidaknyamanan pekerjaan, kekaburan peran, konflik
peran dan delegasi yang kurang jelas.
Moorhead dan Griffin (1995) mengatakan bahwa ada beberapa sumber
stress dari organisasi yang mempunyai dampak terhadap perilaku yaitu stress
yang berasal dari organisasi dan sumber yang berasal dari kehidupan. Stres yang berasal dari organisasi meliputi tuntutan
tugas, tuntutan fisik dan tuntutan interpersonal yang dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Tuntutan
tugas adalah sumber stress yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu. Umumnya
bila beban kerja tinggi maka semakin stres semkin mudah muncul.
2.
Tuntutan
fisik sebagai sumber stres adalah apakah rancangan lingkungan menjadi sumber
stres atau tidak.
3.
Tuntutan
peran berkaitan dengan interaksi di pekerjaan.
Sementara stres kehidupan berkaitan dengan perubahan
kehidupan dan trauma dalam kehidupan. Perubahan kehidupan misalnya kematian
pasangan hidup dan trauma kehidupan misalnya perceraian dengan pasangan hidup.
Menurut Robbins (1996) kondisi-kondisi penyebabkan stres
disebut dengan stressor yang dapat dikategorikan menjadi sumber stres terkait
dengan faktor organisasi antara lain: (a) tuntutan tugas, merupakan tuntutan
yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang (b) tuntutan peran, berhubungan dengan
tekanan yang diberikan seseorang sebagai suatu fungsi dan peran tertentu yang
dijalankan dalam organisasi (c) tuntutan pribadi, adalah tekanan yang
diciptakan oleh karyawan lain.
Kondisi kerja yang menyebabkan diperjelas oleh Davis
(1996) dapat berasal dari beban kerja yang berlebihan, tekanan dan desakan
waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik tidak aman, wewenang yang
tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik dan ketaksaan
(ambiguity) peran, perbedaan antara nilai perusahaan dan karyawan, serta
perubahan tipe dan frustasi. Secara singkat kesemua penyebab stres demikian
dikategorikan menjadi on the job dan off the job (Handoko, 1992).
Cartwright et al. (1995) memilah-milah penyebab stres kerja menjadi 6 kelompok, yaitu:
faktor instrinsik pekerjaan, faktor peran individu dalam organisasi kerja,
faktor hubungan kerja, faktor pengembangan karier, faktor struktur organisasi
dan suasana kerja, faktor di luar pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar