Kualitas merupakan
hal yang paling menentukan apakah suatu produk layak untuk dipasarkan sehingga
sangat diperlukan adanya upaya pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas
produk akhir harus dilakukan secara terintegrasi dan dimulai dari upaya
pengawasan kualitas bahan dasar dilanjutkan dengan pengawasan proses produksi,
dan proses pasca produksi yaitu meliputi packing
dan packaging (Parnthaman, 1987).
Kualitas sendiri dapat diukur dengan
beberapa dimensi seperti dibawah ini :
a) Conformance to
Spesification
Conformance to
Spesification merupakan kesesuaian antara kualitas
produk dengan ketentuan mengenai kualitas produk yang seharusnya. Dalam dimensi
ini sifat-sifat barang yang dihasilkan misalnya meliputi kegunaan, keawetan,
cara perawatan, dan sebagainya sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh
perusahaan. Biasanya sifat-sifat produksi oleh perusahaan dapat diketahui
konsumen melalui advertensi sehingga konsumen akan menuntut kualitas yang sama
seperti yang diiklankan oleh perusahaan tersebut.
b) Nilai
Nilai memang mempunyai arti relatif artinya merupakan
persepsi konsumen terhadap imabngan antara manfaat suatu barang atau jasa
terhadap pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa tersebut.
c) Fitness for Use
Adalah kemampuan barang atau jasa yang dihasilkan
memenuhi fungsinya. Untuk barang biasanya dapat dilihat dari keadaan teknisnya
sedang kalau jasa dapat diukur dengan
convenience atau tidaknya pelayanan.
d) Support
Kualitas produk juga ditentukan oleh adanya dukungan
perusahaan terhadap produk yang dihasilkan. Dukungan perusahaan ini misalnya
pemberian garansi perbaikan atau penggatian kalau terdapat kecacatan produk
yang terjual kepada konsumen, penyediaan onderdil dalam jumlah yang cukup dan
tersebar di berbagai pelosok dengan harga murah, dan tersedianya service yang
memadai di berbagai daerah.
e) Psychological immpressions
Faktor psikologis oleh konsumen kadang-kadang ikut
dianggap ikut menentukan kualitas suatu barang atau jasa. Yang termasuk dalam
faktor ini misalnya athmosphere, image dan estethics (Pangestu Subagyo, 2000)
Karena kualitas barang dan jasa
sekarang menjadi prioritas utama dalam persaingan maka sebaiknya kualitas
produk dijaga sebaik-baiknya. Masalahnya adalah persepsi konsumen mengenai
kualitas suatu produk itu selalu berubah-ubah. Kalau memang sudah ada perubahan
maka sebaiknya perushaan segera tanggap untuk menyesuaikan.
Konsekuensi dari tingginya kualitas
barang atau jasa adalah biaya produksinya biasanya mahal namun seiring dengan
kualitas yang mampu diberikan oleh perusahaan maka konsumen akan sanggup
membayarnya
Menurut Sumarni dan Soeprihanto
(1998) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hasil produksi adalah hasil
kegiatan yang dilaksanakan melalui sstem produksi dengan mengubah faktor
produksi yang tersedia sehingga menjadi barang dan jasa. Sedangkan menurut
Anshori (1996) hasil produksi adalah berbagai produk yang dihasilkan dari
proses pengolahan sumber daya (bahan, tenaga, kerja, mesin, peralatan dan
lain-lain secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar