Menurut Martono dan Agus (2005),berdasarkan sumber analisis,rasio
keuangan dibedakan menjadi:
1)
Perbandingan internal (internal comparison),yaitu
membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang
akan datang dalam perusahaan yang sama.
2)
Perbandingan eksternal (external comparison) dan sumber–sumber
rasio industri,yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan
perusahaan–perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang
sama.
Menurut Hanafi dan Halim (2005),analisis rasio bisa dikelompokkan
lima macam kategori,yaitu :
1)
Rasio likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
2)
Rasio aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan
melihat tingkat aktivitas asset.
3)
Rasio solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
4)
Rasio profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(profitabilitas)
5)
Rasio pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relative terhadap
nilai buku perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2012),rasio keuangan terbagi menjadi
lima yaitu :
1)
Rasio likuiditas
Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan asset lancar
perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.
2)
Rasio manajemen asset
Rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengatur
asetnya.
3)
Rasio manajemen utang
Rasio untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunaan pendanaan
melalui hutang
4)
Rasio profitabilitas
Sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh
likuiditas,manajemen asset,dan utang pada hasil operasi.
5)
Rasio nilai pasar
Sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan
laba,arus kas,dan nilai buku per sahamnya.
Menurut J.Fred Weston yang dikutip Kasmir(2010),bentuk –bentuk rasio
keuangan adalah sebagai berikut :
1)
Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2)
Rasio solvabilitas (leverage ratio)
3)
Rasio activity (activity ratio)
4)
Rasio profitabilitas (profitability ratio)
5)
Rasio pertumbuhan (Growth ratio)
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor
usahanya.
6)
Rasio penilaian (Valuation ratio)
Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan
nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.
Jenis-jenis rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
menurut Kasmir (2008) adalah sebagai berikut:
1.
Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimiliki atau rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Rasio-rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis
aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca
terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya.
Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara
lain: asset turn over, account receivable
turn over, fixed asset turn over,
inventory turn over, average collection period.
2.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2004). Setiap perusahaan
menginginkan tingkat profitabilitas yang
tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan.
Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan
sulit bagi perusahaan untuk memperoleh
pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Ada beberapa macam rasio profabilitas, antara
lain: gross profit margin, operating Utaraprofit margin, net profit margin, return
on assets, return on equity, dan basic
earning power.
3.
Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir (2008) rasio solvabilitas
atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin besar jumlah pendanaan yang
berasal dari kreditur, semakin tinggi
resiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham,
semakin tinggi rasio solvabilitas,
semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan
pembayaran bunga sebelum laba dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Ada beberapa macam rasio leverage
antara lain: debt ratio, Debt to Equity
Ratio, long term debt to equity, dan
time intersted earned.
Adapun rasio-rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
profitabilitas yaitu Return On Assets
dan Return On Equity, rasio aktivitas
yaitu Asset Turn Overrasio leverage yaitu Debt Ratio.
a.
Return On Asset(ROA )
Rasio ini digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
b.
Return On Equity (ROE)
Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur
laba bersih setelah pajak dengan modal.
Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini, maka posisi pemilik
perusahaan semakin kuat
c.
Rasio Perputaran Aktiva (Asset Turn Over)
Rasio perputaran aktiva merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur penggunaan
semua aktiva perusahaan dalam jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
d.
Rasio total hutang terhadap total aktiva (Debt Ratio)
Debt ratio merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dengan total aktiva dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang atau seberapa besar utang perusahaan
terhadap total aktiva.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar