Senin, 17 Oktober 2016

Pengukuran Budaya Organisasi Melalui OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument)

OCAI merupakan kependekan dari Organizational Culture Assessment Instrument yang merupakan sebuah instrumen pengukuran budaya organisasi berdasarkan “Competing Values Framework”. Instrumen ini merupakan pengembangan teori untuk memahami budaya dan fenomena organisasi. Instrumen ini dikembangkan dan diperkenalkan oleh peneliti Amerika, Kim S. Cameron dan Robert E. Quinn (Nummelin, 2006). OCAI telah banyak digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan budaya yang dominan dalam suatu organisasi dan cocok digunakan untuk international survey yang dilakukan oleh banyak peneliti di dunia. (Nummelin, 2006; Liu et al, 2006; Berio, 2003). Instrumen ini dikembangkan dan diperkenalkan oleh peneliti Amerika, Kim S. Beberapa perusahaan yang pernah menggunakan”Competing Values Framework” seperti 3M, American Express, Apple, GE Lighting, Pfizer, dan Reuters (Edward Elgard Publishing, 2006)
Tabel 2.1 Profil Budaya menurut Cameron dan Quin
Clan
Sebuah organisasi yang berkosentrasi pada perbaikan internal ( internal maintenance) dengan fleksibilitas, perhatian pada orang dan sensivitas terhadap pelanggan
Adhocracy
Sebuah organisasi yang berkosentrasi pada penempatan eksternal dengan derajat fleksibilitas dan individualitas yang tinggi
Market
Sebuah organisasi yang memfokuskan diri pada pelayanan eksternal dengan kebutuhan akan stabilitas dan kontrol
Hierarchy
Sebuah organisasi yang memfokuskan diri pada perbaikan internal dengan kebutuhan akan stabilitas dan kontrol

Dengan menggunakan OCAI, Cameron dan Quinn memilih dua orientasi organisasi yang berbeda sebagai kriteria untuk menetapkan tipe budaya, yaitu (i) apakah sebuah organisasi lebih berorientasi pada fleksibilitas dan kebijaksanaan/keleluasaan atau sebaliknya, pada ekstrim yang lain, lebih mementingkan stabilitas organisasi dan menerapkan mekanisme kontrol lebih ketat dan (ii) apakah sebuah organisasi lebih berorientasi internal dan menjaga integritas organisasi atau pada ekstrim yang lain lebih berorientasi eksternal dan mengedepankan diferensiasi (Sobirin, 2007). Dua kriteria tersebut menggambarkan nilai dasar, orientasi maupun asumsi dari sebuah organisasi (lihat Gambar 1). Dari kriteria ini kemudian diperoleh empat macam tipe budaya yaitu clan, adhocracy, market dan hierarchy, profil budaya organisasi dapat dilihat dalam Tabel 1.
 Adapun enam dimensi budaya kunci dari budaya organisasi yang diukur dengan OCAI adalah karakteristik yang dominan, kepemimpinan organisasi, pengelolaan karyawan, ikatan organisasi, titik berat strategik serta kriteria keberhasilan. Stability adalah orientasi antara Hierarchy Culture dengan Market Culture. Flexibility adalah orientasi antara Clan Culture dengan Adhocracy Culture.Internal control adalah orientasi antara Clan Culture dengan Hierarchy Culture. External Positioning adalah orientasi antara Adhocracy Culture dengan Market Culture. Apabila digambarkan akan muncul penilaian budaya organisasi sebagai berikut;
Gambar 2.1 Diagram Pengukuran Budaya Organisasi Melalui OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument)

Tidak ada komentar: