Untuk mengukur motivasi
kerja, ada dua factor yaitu:
1. Faktor
Internal dimana factor tersebut melekat pada diri seseorang seperti kebutuhan
financial missal upah insentif dan jaminan social.
a. Upah
Insentif
Upah insentif merupakan
suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang. Upah insentif
diberikan kepada karyawan, sebenarnya merupakan suatu bentuk dorongan agar
karyawan lebih giat dalam bekerja.
Dengan adanya upah insentif
ini diharapkan karyawan mampu meningkatkan prestasinya, sehingga apa yang
diinginkan perusahaan dapat tercapai. Di lain pihak karyawan yang menerima upah
insentif akan memperoleh upah yang lebih besar dari upah pokok yang diterimanya
dan ia akan menjamin kehidupan karyawan menjadi lebih baik.
Sistem upah pada umumnya
dipandang sebagai alat untuk mendistribusikan upah pada karyawan,
pendistribusian ini yang berdasarkan pada produksi lamanya bekerja, lamanya
dinas dan berdasarkan kebutuhan hidup . Upah merupakan suatu syarat perjanjian
kerja yang diatur oleh pengusaha dan karyawan pada pemerintah. Gaji sebenarnya
juga upah, tetapi sudah pasti banyaknya dan waktunya.
Artinya banyaknya upah yang
diterima itu sudah pasti jumlahnya pada setiap waktu yang telah ditetapkan. Di
Indonesia yang digunakan adalah sebulan sekali.
Manfaat Pemberian Upah
Insentif
1. Pencegahan
keresahan pegawai.
2. Pemenuhan
kepentingan karyawan.
3. Daya
tarik bagi pekerja baru yang memiliki kualifikasi tinggi.
4. Pengurangan
keinginan karyawan pindah ke perusahaan lain.
5. Pengurangan
upah lembur karena para karyawan dapat menyelesaikan tugas-tugas pada jam-jam
kerja biasa.
b. Jaminan
Sosial
Jaminan social karyawan
mempunyai macam-macam istilah, ada yang menyebut program “BENEFIT” dan ada juga
yang menyebutnya “KESEJAHTERAAN PROGRAM”.
Adanya pengertian jaminan
social merurut Agus Darma ( 1989:83 ) adalah
“ Asuransi usia tua yang
dibayarkan dari pihak yang dikeluarkan atas upah pegawai, pengusaha dan
pegawainya berbagai pihak itu secara bersama “.
Seorang karyawan telah
melaksanakan tugas, kewajiban serta tanggung jawab amaka sudah selayaknya perusahaan
memperhatikan kepentingan pribadinya sebagai tenaga kerja dan secara manusiawi
untuk mendapatkan jaminan social yang
lebih baik. Kondisi ini akan menimbujlkan kepuasan kerja, untuk itu jaminan
social secara wajar dan bermutu sangat dibutuhkan bagi karyawan sesuai dengan
harkat dan martabat manusia Fasilitas dan Jaminan Sosial
Sebagai kompensasi atas
hasil kerja dari karyawan, perusahaan juga memberrikan fasilitas dan jaminan
social untuk menjaga kesejahteraan karyawan, fasilitas yang diberikan perusahaan
sebagai berikut:
a. Bantuan
pengobatan dengan disediakan dokter perusahaan dan setiap biaya pengobatan
ditanggung oleh perusahaan termasuk obat yang telah dibeli.
b. Premi
hadir.
c. Kegiatan
olah raga dan kesenian seperti tenis meja, senam, bulu tangkis dan lain
sebagainya.
d. Mushola.
Sedangkan
jaminan social yang diberikan oleh perusahaan adala
a. Tunjangan
Hari Tua.
b. Asuransi
kematian.
Manfaat
Pemberian Jaminan Sosial
a. Penarikan
tenaga kerja
b. Memperbaiki
semangat kerja
c. Menurunkan
tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja
d. Memperbaiki
hubungan masyarakat
e. Mengurangi
pengaruh organisasi buruk, baik yang ada maupun yang berpotensi
f. Mengurangi
campur tangan dari pemerintah dalam organisasi.
2.
Faktor
Eksternal ( Lingkungan Kerja )
Salah satu faktor dominan
yang berperan dalam aktivitas kerja perusahaan adalah lingkungan kerja
karyawan. Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan yang berada disekitar
para karyawan yang terbentuk karena karyawan tersebut bekerja sama untuk
mencapai maksud dan tujuan tertentu.
Agus Ahsyari ( 1986:128 )
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Lingkungan kerja adalah merupakan
suatu lingkungan karyawan tersebut bekerja”
Sedangkan Alex S.
Nitisemito ( 1982:183 ) memberikan pendapatnya sebagai berikut :
“ Lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan “.
Pendapat Sukanto dan
Indriyo adalah:
“ Lingkungan kerja yang
jelek mempengaruhi pekerjaan, produktivitas kerja turun, karena dia merasa terganggu
dalam pekerjaannya sehingga tidak dapat mencurahkan perhatian pada pekerjaan “.
Terciptanya l;ingkungan
kerja yang memuaskan akan dapat menambah gairah kerja yang mendorong karyawan
untuk bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga pelaksanaan proses produksi akan
dapat berjalan dengan baik dan lancer.
Demikian pula sebaiknya,
lingkungan kerja yang jelek dan tidak memuaskan akan mempengaruhi pekerjaannya,
sehingga pada akhirnya gairah kerja akan berkurang dan pelaksanaan proses
produksi tidak dapat berjalan dengan lancer.
Macam-macam Lingkungan
Kerja
1. Lingkungan
Kerja fisik yang terdiri dari:
a. Kondisi
Kerja
The Liang Gie ( 1984:240 )
menyatakan:
“ Terdapat empat hal
penting yang sangat mempengaruhi efisiensi kerja dalam pekerjaan kantor yaitu :
1. Cahaya
Cahaya penerangan yang
dimaksud disini adalah cukupnya sinar yang masuk di dalam lingkungan kerja.
Penerangan untuk masing-masing ruang kerja karyawan merupakan faktor yang
penting dalam kaitanya dengan peningkatan produktivitas kerja.
2. Warna
Penggunaan warna di dalam
ruangan kerja mempengaruhi produktivitas
kerja. Terutama terhadap jiwa karyawan, pemilihan warna untuk ruang kerja akan
berhubungan dengan banyak sedikitnya sinar yang ada pada ruangan tersebut
karena akan terjadi pemantulan sinar dibandingkan warna gelap.
3. Udara
Keadaan iklim di Indonesia
dengan suhu udara yang cukup panas, membuat orang cepat mengantuk, cepat lelah
dan kurang bersemangat dalam bekerja. Cara mengatasinya dengan memasang AC pada
ruangan kerja, membuat lubang angin dan mengenakan pakaian kerja yangf dapat
menyerap keringat.
4. Suara
Suara bising dalam suatu
perusahaan akan mempengaruhi pelaksanaan kerja karyawan. Suara bising dapat
mengganggu ketenangan dan kosentrasi kerja.
Cara mengatasinya
diperlukan pengaturan dan pengendallian suara agar kepekaan pendengaran
karyawan tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
b. Pelayanan
Kerja
Dengan adanya fasilitas
fisik yang bersifat pelayanan dimaksudkan agar karyawan merasa tenteram dalam
bekerja karena kebutuhan mereka diperhatikan oleh perusahaan sebagai imbalan
karyawan akan semakin meningkat gaira
kerja. Hanya saja perlu diperhatikan dalam meningkatkan pelayanan kerja
ini, jangan sampai berlebihan tetapi jangan sampai kurang. Jika berlebihan
karyawan menjadi manja dan jika kurang akan menimbulkan perasaan tidak puas.
2. Lingkungan
Kerja Psikologis yang terdiri dari:
a. Kebijaksanaan
psikologis, prosedur, program dan kepemimpinan.
Lingkungan psikologis akan
banyak dipengaruhi oleh kebijaksanaan serta peraturan dalam perusahaan.
Kebijaksanaan yang terlalu mengikat akan menyebabkan karyawan bekerja dengan
perasaan tidak tenteram dan malas malasan mengakibatkan karyawan bekerja dengan
seenaknya, Pemimpin perusahaan juga harus bias bersikap bijaksana dalam
mengambil segala keputusan.
b. Hubungan
antar karyawan
Dalam interksi ini kita
berusaha agar karyawan melakukan kerja sama dengan karyawan yang lain sehingga
nantinya para karyawan akan terlibat hubungan yang baik anata sesame karyawan.
Begitu pula hubungan anatara karyawan di perlukan keterbukaan informasi
sehingga karyawan akan merasa dihargai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar